Senin, 22 Februari 2010

Kegiatan ke 2
PERSIAPAN
Sebelum pelaksanaan kegiatan KKG/MGMP Pemandu perlu memperhatikan hal-hal berikut.
1) Memahami isi Paduan Belajar Generik 2.
2) Memahami isi penjelasan tentang: Identifikasi masalah dalam PTK.
3) Memahami rambu-rambu menganalisis bacaan secara kritis.
4) Menyiapkan tempat dan peralatan kegiatan (alat tulis, media presentasi, dsb).

Semua peserta menyiapkan:
1) Hasil observasi pembelajaran yang ditulis dalam bentuk Case Study,
2) Buku Kerja Guru,
3) Contoh artikel ilmiah dalam jurnal, artikel media masa, laporan penelitian, buku teks untuk latihan membaca kritis.

No Bahan Ajar dan Sumber Belajar Keterangan diperoleh
1. Contoh Case Study yang dibuat oleh masing-masing guru peserta Tugas Terstruktur Pembelajaran 1
2. Memahami Makna Bacaan dengan Teknik Membaca Secara Kritis oleh Saliman (UNY) dan Emalia IS (UM) Lampiran 1
3. Penelitian Pendidikan SD: Peran Guru sebagai Pengajar dan Pelaksana PTK (Unit 4, hal 1-45) Hylite PTK
4. Penelitian Tindakan Kelas oleh IGAK Wardani, 2007, Bab: Merancang penelitian tindakan kelas. Jakarta: Universitas Terbuka, hal 3.1 – 3.26 Sumber tambahan (bisa dicari di Toko Buku)
5. Penelitian Tindakan Kelas Bab/Sub Bab Mengidentifikasi Masalah Penelitian Tindakan Kelas, oleh Herawati Susilo, dkk. 2008, Bayumedia – Malang, hal 31 – 47. Sumber tambahan (bisa diperoleh di Toko Buku atau di perpustakaan)


KEGIATAN BELAJAR:
Secara umum alur kegiatan belajar dalam KKG/MGMP (tatap muka dengan guru pemandu) yang akan dilakukan pada Pertemuan 2 dapat dilihat seperti pada Gambar 2.1 berikut ini.

























Gambar 2.1 Alur Kegiatan Belajar Guru dalam KKG/MGMP pada Pertemuan 2
Penjelasan Alur Kegiatan:
Kegiatan 1: Pendahuluan (5-10 menit)
Pada awal kegiatan, Pemandu memberikan penjelasan tentang: topik yang akan dibahas, kompetensi, indikator pencapaian kompetensi, kegiatan belajar yang akan dilakukan
Kegiatan 2: Penjelasan dan diskusi identifikasi masalah
• Pada kegiatan ini, guru pemandu menjelaskan dan mendiskusikan dengan peserta tentang: bagaimana cara-cara mengidentifikasi masalah pembelajaran, cara memilih masalah pembelajaran yang akan di PTK-kan, cara menganalisis kemungkinan penyebab dan alternatif solusinya, dan cara menulis kalimat rumusan masalah.
• Guru pemandu memulai penjelasan dengan mengemukakan pertanyaan sebagai berikut.




• Selanjutnya guru pemandu menjelaskan secara singkat tentang pengertian masalah dalam PTK. Pemandu dapat menggunakan informasi berikut ini.









• Berikutnya guru pemandu menanyakan kepada peserta:



• Guru Pemandu menjelaskan bahwa identifikasi masalah dapat dilakukan dengan cara merenungkan kembali atau melakukan refleksi terhadap kegiatan atau proses pembelajaran yang selama ini telah dilakukan oleh guru peserta. Refleksi dapat dilakukan dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan guru panduan di bawah ini?













Kegiatan 3: Latihan Mengidentifikasi Masalah (60 menit)
• Guru Pemandu meminta guru peserta membaca kembali Case Study yang telah dibuat dari hasil tugas terstruktur Kegiatan Belajar 1 (waktu 10 menit).
• Selanjutnya guru pemandu meminta salah satu peserta membacakan Case Study-nya, kemudian diulas bersama peserta yang lain. Kira-kira masalah pembelajaran apa saja yang ditemukan dari Case Study tersebut?
• Untuk membantu guru peserta dalam menemukan masalah yang dialami di kelas melalui Case Study yang telah disusun, masing-masing peserta diminta untuk menyimak isi Case Study-nya, kemudian menggunakan pertanyaan-pertanyaan berikut ini mencoba menemukan masalah pembelajaran.







• Setiap guru peserta diminta untuk membuat daftar tentang masalah pembelajaran yang terjadi di kelas masing-masing dengan menggunakan format seperti Tabel 2.3 di bawah ini.
• Setelah terkumpul beberapa masalah, setiap guru peserta diminta untuk memilih satu permasalahan pembelajaran yang menjadi prioritas untuk diperbaiki.
• Masalah terpilih tersebut kemudian dianalisis. Analisis masalah dapat dilakukan dengan cara refleksi diri terhadap proses pembelajaran yang telah dilakukan untuk mencari kemungkinan penyebab munculnya masalah. Untuk mempertajam hasil analisis, upayakan menemukan bukti-bukti atau dokumen yang terkait dengan masalah tersebut.
Tabel 2.3: Format untuk Identifikasi Masalah PTK
Daftar masalah pembelajaran yang muncul di kelas Masalah pembelajaran yang akan dipilih untuk diperbaiki atau diangkat sebagai PTK Analisis Masalah (Kemungkinan penyebab dan alternatif solusinya)





• Analisis masalah diakhiri dengan upaya menemukan gagasan tentang cara memperbaiki masalah pembelajaran tersebut. Untuk itu, guru pemandu dapat memperhatikan rambu-rambu berikut.















• Guru pemandu dapat menambahkan informasi tentang analisis kelaikan atau kelayakan alternatif tindakan pemecahan masalah, dengan menggunakan informasi berikut.


















• Kegiatan ini dilanjutkan dengan meminta guru peserta merumuskan kalimat rumusan masalah. Jika guru peserta belum paham guru pemandu dapat memberikan penjelasan tentang bagaimana cara merumuskan masalah dalam bentuk kalimat rumusan masalah yang baik. Penjelasan berikut dapat digunakan oleh guru pemandu.















• Hasil latihan menyusun kalimat rumusan masalah oleh setiap peserta diminta untuk dituliskan pada Tabel atau dituliskan di papan tulis, untuk dibahas besama.





• Tabel 2.4 berikut memberikan contoh hasil identifikasi masalah yang terjadi pada mata pelajaran IPA SMP (Biologi).


Tabel 2.4 Contoh Hasil Identifikasi Masalah
Masalah Pembelajaran yang muncul di kelas Masalah pembelajaran yang akan di perbaiki. Analisis Masalah Rumusan Masalah
1. Pada saat tanya jawab di awal pelajaran, siswa cenderung menghindari pertanyaan yang diajukan guru.
2. Siswa tidak berani bertanya.
3. Siswa tidak mengerjakan tugas.
4. Konsentrasi siswa dalam pembelajaran rendah.
5. Sebagian besar siswa tidak dapat menjawab pertanyaan guru.
6. Hanya siswa tertentu saja yang aktif dalam diskusi kelas. 4. Konsentrasi siswa dalam kegiatan pembelajaran rendah.
4.1 Siswa beranggapan biologi hanya hafalan.
4.2 Banyak istilah-istilah latin.
4.3 Guru hanya berceramah saja.
4.4 Hasil tes formatif di bawah 70.
Apakah penerapan metode kooperatif JIGSAW dapat meningkatkan konsentrasi siswa dalam pelajaran IPA (biologi) ?

Kegiatan 4: Diskusi Kelas Membahas Hasil Latihan Identifikasi Masalah
• Setelah kegiatan 3 selesai, hasil latihan yang dilakukan oleh setiap guru peserta dalam kelompok kecil atau secara individual yang telah dituliskan dalam tabel (format identifikasi masalah akan didiskusi bersama. Kegiatan diskusi kelas ini dipimpin oleh guru pemandu.
• Guru Pemandu meminta salah seorang peserta atau beberapa peserta secara bergantian membacakan hasil identifikasi masalah sampai rumusan kalimat masalah yang dibuatnya.
• Guru Pemandu bersama peserta membahas hasil kerja yang ditampilkan. Dalam diskusi usahakan tidak mengkritik hasil teman yang lain tetapi lebih banyak memberi masukan. Guru Pemandu harus dapat menjaga situasi agar semangat untuk saling belajar dapat tumbuh.
• Berdasarkan masukan dari seluruh peserta diskusi, setiap peserta diminta memperbaiki hasil kerjanya, sehingga diperoleh hasil akhir yang terbaik.

Kegiatan 5: Penjelasan dan Latihan Menganalisis Bacaan Secara Kritis
• Guru Pemandu menjelaskan tentang pentingnya membaca kritis untuk memperoleh pengetahuan/wawasan baru, konsep atau dasar-dasar teori untuk memperbaiki kualitas pembelajaran. Sebelum memberikan penjelasan tentang hal ini pemandu terlebih dahulu membaca artikel singkat tentang ” Memahami Makna Bacaan dengan Teknik Membaca Secara Kritis” yang ditulis oleh Saliman (UNY) dan Emalia IS (UM) sebagai modul suplemen Bahan Belajar Mandiri BERMUTU (Lampiran 1)
• Guru Pemandu memberi waktu kepada peserta untuk berlatih membaca secara kritis menggunakan bahan artikel yang dibawa oleh masing-masing peserta (15 menit)
• Guru Peserta diminta membuat ringkasan poin-poin isi bacaan yang penting, dan memberikan komentar atau penilaian terhadap isi bacaan.
• Mendiskusikan hasil membaca kritis dengan cara guru pemandu meminta salah satu guru peserta membacakan hasil analisis bacaannya, dan memintakan pendapat dari peserta yang lain. Demikian seterusnya, sampai semua atau beberapa peserta menyampaikan hasilnya.

Kegiatan 6: Refleksi Diri
• Setelah selesai kegiatan 5, setiap peserta diminta untuk menuliskan hasil refleksi diri pemahaman guru peserta tentang pengertian masalah, teknik identifikasi masalah, analisis masalah terpilih, dan cara menulis kalimat rumusan masalah pada buku kerja masing-masing.
• Menuliskan refleksi diri tentang tingkat pemahamannya sendiri terhadap topik-topik yang dipelajari, rencana aplikasi pengetahuan baru tersebut, dan upaya yang akan dilakukan menambah wawasannya.


Kegiatan 7: Penjelasan tugas terstruktur dan tugas mandiri
• Kegiatan pada pertemuan kedua ini diakhiri dengan pemberian penjelasan tugas terstruktur dan tugas mandiri untuk setiap guru peserta.
Tugas terstruktur:
- Guru Peserta menyempurnakan rumusan identifikasi masalah sampai dengan menuliskan kalimat rumusan masalah secara tepat.
- Menganalisis kritis bacaan/artikel ilmiah yang lain.
Tugas mandiri:
- Setiap guru peserta diminta untuk membaca Sumber Belajar No: 3-5,
- Menuliskan ide-ide untuk penyusunan rencana tindakan.


F. PENILAIAN:
Penilaian terhadap pencapaian hasil belajar guru peserta dilakukan berdasarkan produk yang dihasilkan dari belajar tatap muka di KKG/MGMP dan laporan tugas terstruktur. Hasil belajar yang ditagih/dinilai adalah:
1) Daftar masalah yang ditemukan pembelajaran.
2) Pemilihan masalah pembelajaran yang akan diangkat sebagai PTK dan telah dirumusan menjadi kalimat rumusan masalah.
3) Hasil analisis kritil artikel ilmiah.








KEGIATAN KE 3

C. PERSIAPAN
Sebelum pelaksanaan kegiatan KKG/MGMP guru pemandu perlu memperhatikan hal-hal berikut ini.
5) Memahami isi Paduan Belajar Generik 3.
6) Memahami isi penjelasan tentang: Rencana Tindakan dalam PTK.
7) Menyiapkan tempat dan peralatan kegiatan (alat tulis, media presentasi, dsb).
Semua guru peserta menyiapkan:
4) Draf rencana tindakan perbaikan pembelajaran berdasarkan masalah yang dipilihnya.
5) Buku Kerja Guru.

D. SUMBER BELAJAR
Sumber belajar yang dapat digunakan guru peserta dalam kegiatan belajar pertemuan ke-3 ini dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut ini.

Tabel 3.2 Daftar Bahan Ajar dan Sumber Belajar untuk Kegiatan Belajar Ke-3

No Bahan Ajar dan Sumber Belajar Keterangan diperoleh
6. Contoh ringkasan laporan PTK yang telah dianotasi Lampiran 1
7. Penelitian Pendidikan SD: Pengumpulan Data dalam PTK (Unit 8) Hylite PTK
8. Penelitian Pendidikan SD: Persiapan dan Pelaksanaan PTK (Unit 7, Sub Unit 2) Hylite PTK
9. Penelitian Tindakan Kelas: (Herawati Susilo, dkk. 2008, Bayumedia), Hal-hal yang Harus Dipertimbangkan dalam Pengumpulan Data Penelitian-Bab 4. hal 75 – 95. Sumber tambahan (bisa diperoleh di Toko Buku atau diperpustakaan)















E. KEGIATAN BELAJAR
Secara umum alur kegiatan belajar dalam KKG/MGMP (tatap muka dengan guru pemandu) yang akan dilakukan pada Pertemuan 3 dapat dilihat seperti pada Gambar 3.1 berikut ini.























Gambar 3.1 Alur Kegiatan Belajar Guru dalam KKG/MGMP pada Pertemuan 3

Penjelasan Alur Kegiatan:
Kegiatan 1: PENDAHULUAN
Setelah dibuka, guru pemandu menjelaskan secara ringkas tentang topik yang akan dibahas, kompetensi, indikator pencapaian kompetensi, kegiatan belajar yang akan dilakukan.

Kegiatan 2: MEMAHAMI PENGERTIAN RENCANA TINDAKAN
• Kegiatan memahami pengertian rencana tindakan akan diawali dengan pengantar singkat tentang perencanaan tindakan dalam PTK dengan menggunakan penjelasan bahan ajar berikut ini.





























• Guru Pemandu membagikan contoh ringkasan laporan PTK (lampiran 1). Selanjutnya para peserta diminta untuk mempelajari contoh laporan PTK, khususnya mulai dari bagian latar belakang sampai dengan prosedur penelitian (identifikasi masalah dan perencanaan tindakan) (waktu 15 menit).











• Guru Peserta diminta mencermati, adakah kesesuaian antara rumusan masalah yang ada dalam laporan dengan alternatif pemecahan masalah yang dipilih atau rencana tindakan perbaikan pembelajaran yang ada dalam laporan?
• Selanjutnya masing-masing guru peserta diminta mengidentifikasi langkah-langkah perencanaan tindakan dan perangkat/instrumen yang disusun oleh peneliti. Hasilnya dituliskan dalam tabel berikut ini.

Tabel 3.3: Rumusan Masalah dan Rencana Tindakan Hasil Identifikasi dari Laporan PTK
Bagian Hasil (diuraikan) Catatan Guru Peserta (pendapat guru tentang kesesuaian)
Rumusan Masalah:

Rencana Tindakan:

1.
2.
3.

• Selanjutnya guru pemandu mengajak guru peserta untuk mendiskusikan atau memperjelas langkah-langkah rencana tindakan perbaikan pembelajaran tersebut.

Kegiatan 3: MENYUSUN RENCANA TINDAKAN PERBAIKAN
• Berdasarkan pengalaman mengidentifkasi langkah-langkah rencana tindakan dari contoh PTK tersebut, guru pemandu mengajak peserta untuk menyusun rencana tindakan untuk rumusan masalah yang telah ditetapkannya oleh masing-masing peserta.
• Apa saja yang harus dilakukan guru peserta dalam menyusun rencana tindakan, perhatikan rambu-rambu di bawah ini:












• Pada sesi ini guru peserta hanya diminta menyusun draf skenario pembelajaran dengan menerapkan pendekatan, metode, dan strategi pembelajaran tertentu yang sesuai untuk memecahkan masalah atau dapat memperbaiki kualitas pembelajaran. Sedangkan perangkat pembelajaran lainnya, seperti LKS, media, penilaian, dapat dilanjutkan di rumah sebagai tugas terstruktur.
• Di akhir sesi Kegiatan 3, guru pemandu meminta salah satu peserta untuk mempresentasikan rencana tindakan yang telah disusunnya. Pada presentasi, peserta guru penyaji menyampaikan hal-hal berikut:
1) kalimat rumusan masalah
2) menyampaikan topik yang akan dibelajarkan dan langkah-langkah pembelajarannya.
• Guru-guru peserta lainnya memberikan komentar atau masukan.

Kegiatan 4: MENETAPKAN INSTRUMEN UNTUK PENGAMBILAN DATA
• Guru pemandu menyampaikan pertanyaan pancingan agar guru peserta berpikir mengenai instrumen untuk pengambilan data.













• Guru Pemandu memberikan penjelasan singkat tentang instrumen dalam PTK, dengan menggunakan penjelasan berikut ini.







































• Selanjutnya guru pemandu meminta para peserta menetapkan jenis instrumen yang sesuai permasalahan penelitian yang dipilih oleh setiap guru peserta. Instrumen yang dipilih tentunya sesuai jenis data yang akan dibutuhkan (deskriptif kualitatif atau kuantitatif). Hasil penetapan instrumen dimasukkan dalam Tabel 3.4 berikut ini.


Tabel 3.4: Jenis Data dan Instrumen

Rumusan masalah PTK:
___________________________________________________________________

Data Instrumen Catatan








• Berikut contoh hasil penetapan jenis instrumen sesuai dengan data yang dibutuhkan.

Tabel 3.5: Contoh Jenis Data dan Instrumen
Rumusan masalah:
Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan motivasi belajar siswa Kelas VIII-A SMPN 1 Gempol dalam mempelajari konsep Sistem Ekskresi Tubuh Manusia?

Data Instrumen Catatan
Keterlaksanaan sknario pembelajaran,
aktivitas kerja kelompok, kemampuan bertanya. Pedoman observasi Indikator atau item-item dalam instrumen disesuaikan dengan keperluan
Hasil belajar kognitif (pemahaman konsep/materi ajar) Tes (tes tulis objektif atau esai).
Isi disesuaikan dengan materi ajar
Kepuasan siswa terhadap pelayanan guru dalam pembelajaran Kuesioner (dengan berbagai jenis skala) Indikator disesuaikan dengan aspek yang akan dideskripsikan

• Kegiatan selanjutnya adalah setiap guru peserta menyusun instrumen sesuai dengan rumusan masalah yang dipilih dan jenis data yang diharapkan. Khusus untuk mengamati aktivitas belajar siswa dan juga langkah pembelajaran yang dibuat guru peserta, telah disusun ”Lembar Observasi Pembelajaran” yang diadopsi dari kegiatan Lesson Study Program SISTTEMS JICA, dan juga dari program-program yang lain.
• Jika tidak cukup waktu penyusunan instrumen dapat dilanjutkan di rumah masing-masing (tugas terstruktur).
Kegiatan 5: REFLEKSI DIRI

a. Guru Pemandu bersama semua guru peserta yang lain menuliskan refleksi diri berkaitan dengan pemahaman mengenai materi belajar hari ini, yakni Perencanakan Tindakan dan Instrumen PTK.
b. Hasil refleksi dituangkan dalam buku kerja (portofolio) masing-masing guru peserta.

Kegiatan 6: PENJELASAN TUGAS:
Terstruktur:
1) Menyempurnakan skenario dan perangkat pembelajaran.
2) Menyusun instrumen untuk pengambilan data.
3) Mempersiapkan pelaksanaan tindakan di kelasnya.

Mandiri:
Membaca buku-buku yang dirujuk dalam Daftar Sumber Belajar no. 2, 3 dan 4.




F. PENILAIAN:
Penilaian terhadap pencapaian hasil belajar guru peserta dilakukan berdasarkan produk yang dihasilkan dari belajar tatap muka di KKG/MGMP dan laporan tugas terstruktur. Hasil belajar yang ditagih/dinilai berupa Rencana Tindakan PTK yang berupa:
a. Skenario pembelajaran yang mencerminkan rencana tindakan.
b. Perangkat pembelajaran lain yang menyertai seperti: LKS, Instrumen Evaluasi, Rancangan Media pembelajaran, dll.
c. Instrumen untuk pengambilan data penelitian.


KEGIATAN KE 4

PERSIAPAN
Sebelum melaksanakan kegiatan KKG/MGMP Guru pemandu perlu mempersiapkan hal-hal berikut.
1) Memahami isi Bahan Belajar Mandiri Generik 4
2) Contoh laporan PTK: Bagian Pelaksanaan Tindakan (lihat sumber belajar)
3) Lembar observasi pembelajaran
4) Rambu-rambu Observasi dan Refleksi
5) Menyiapkan tempat dan peralatan kegiatan (alat tulis, media presentasi, dsb)
6) Menyiapkan Buku Kerja Guru (Portofolio)

Guru peserta mempersiapkan:
6) Draf skenario, perangkat pembelajaran, dan instrumen untuk pengambilan data yang telah diselesaikan sebagai tugas terstruktur pada pertemuan sebelumnya.
7) Buku Kerja Guru


D. SUMBER BELAJAR
Sumber belajar dan bahan ajar yang dapat digunakan guru peserta dalam kegiatan dapat dilihat pada Tabel 4.2 di bawah ini.

Tabel 4.2 Daftar Bahan Ajar dan Sumber Belajar untuk Kegiatan Belajar Ke-4
No Bahan Ajar dan Sumber Belajar Keterangan diperoleh
10. Contoh ringkasan laporan PTK yang telah dianotasi (ditambahkan catatan) Ada pada Bahan Belajar Mandiri Generik 3
11. Lembar Observasi Pembelajaran Lampiran 1
12. Rambu-rambu Observasi dan Refleksi dalam Lesson Study Lampiran 2
13. Penelitian Pendidikan SD: Persiapan dan Pelaksanaan PTK (Unit 7, Sub Unit 2) Hylite PTK
14. Penelitian Pendidikan SD: Analisis Data (Unit 9) Hylite PTK







E. KEGIATAN KELOMPOK
Secara umum alur kegiatan belajar dalam KKG/MGMP (tatap muka dengan guru pemandu) yang akan dilakukan pada Pertemuan 4 dapat dilihat seperti pada Gambar 4.1 berikut ini.


























Gambar 4.1 Alur Kegiatan Belajar Guru dalam KKG/MGMP pada Pertemuan 4
Penjelasan Alur Kegiatan:

Kegiatan 1: PENDAHULUAN
• Kegiatan belajar pada Pertemuan ke-4 ini sedikit berbeda dengan pada 3 pertemuan sebelumnya. Fokus kegiatan adalah “open class” yang dilaksanakan di sekolah guru yang dipilih sebagai guru model. Guru model akan melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana tindakan yang telah disusun.
• Setelah pertemuan dibuka, guru pemandu menjelaskan secara ringkas tentang topik yang akan dibahas, kompetensi, indikator pencapaian kompetensi, kegiatan belajar yang akan dilakukan.

Kegiatan 2: PERSIAPAN PRAKTIK PELAKSANAAN RENCANA TINDAKAN
• Pada tahap persiapan pelaksanaan pembelajaran, sebagai tahap pelaksanaan tindakan, pemandu dan guru model menjelaskan tentang beberapa hal yang terkait dengan penggunaan istilah open class dan guru model, skenario pembelajaran, penggunaan lembar observasi, instrumen, dan rambu-rambu observasi.
• Guru Pemandu mengingatkan peserta akan tugas membaca Sumber Belajar (Hylite PTK) Unit 7, Sub Unit 2: Persiapan dan Pelaksanaan PTK. Apakah ada hal-hal yang perlu ditanyakan atau diklarifikasi.
• Setelah itu, Guru pemandu perlu mengingatkan kembali tentang dua istilah yang perlu diketahui dan dipahami oleh guru peserta, yakni open class dan guru model.













• Pemandu mempersilahkan guru model untuk menjelaskan tentang skenario pembelajaran yang akan dijalankan dalam open class serta penggunaan instrumen-instrumen untuk observasi (5-10 menit). Hal ini penting agar observer dapat mengikuti alur pembelajaran dengan baik. Selain itu guru model juga menjelaskan tentang penggunaan instrumen untuk pengumpulan data yang telah dipilih, termasuk lembar observasi (Lampiran 2).
• Sedapat mungkin guru peserta dapat memperoleh foto kopi RPP dan perangkat yang lainnya (LKS, instrumen penilaian proses dan hasil belajar, dan lembar observasi). Guru Peserta dapat meminta penjelasan jika masih ada yang belum dipahami.
• Guru model diharapkan telah memilih kelas dan mempersiapkannya untuk kegiatan open class. Persiapan yang dimaksud meliputi pengelolaan kelas, misalnya menyangkut pengaturan tempat duduk dengan disertai denah yang berisikan posisi dan nama siswa. Hal ini akan memudahkan bagi pengamat untuk mengidentifikasi nama-nama siswa yang menjadi fokus pengamatannya.
• Penting disampaikan oleh guru model kepada siswa, bahwa dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan nanti akan ada beberapa guru pengamat. Disarankan kepada siswa agar mereka tidak perlu takut, grogi, atau berbuat yang aneh-aneh. Mereka harus belajar sebagaimana biasa. Jika ada kesulitan dalam belajar tidak perlu ditanyakan kepada pengamat, tetapi langsung pada guru yang mengajar.
• Sebelum pembelajaran dimulai, sebaiknya guru model menjelaskan terlebih dahulu skenario pembelajaran yang akan di-open class-kan.
• Selanjutnya, sebelum pembelajaran dimulai pemandu membacakan atau menjelaskan”Rambu-rambu Observasi” (Lampiran 3). Hal ini dilakukan agar guru peserta dapat mengikuti kegiatan observasi pembelajaran secara tertib dan memperoleh data secara akurat.







Kegiatan 3: PRAKTIK PELAKSANAAN RENCANA TINDAKAN
• Sebagaimana pembelajaran reguler yang biasa dilakukan, pada saat melaksanakan tindakan guru juga melakukan kegiatan belajar mengajar sebagaimana biasa, hanya dalam kesempatan ini diikuti oleh beberapa guru pengamat. Guru model diharapkan dapat melaksanakan pembelajaran di kelas sesuai dengan rencana tindakan untuk perbaikan pembelajaran. Namun bukan berarti guru peserta harus secara ”kaku” melaksanakan langkah-langkah pembelajaran. Guru peserta dapat melakukan modifikasi yang dianggap sangat perlu untuk kelancaran pelaksanaan pembelajaran.
• Selama pelaksanaan pembelajaran, para pengamat melakukan tugasnya untuk mengobservasi pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan istrumen yang telah ditentukan. Pada observasi ini fokus pengamatan sudah dituangkan dalam lembar observasi. Namun diharapkan pengamat dapat membuat catatan anekdotal sebagai tambahan data yang dianggap perlu.
• Para pengamat diharapkan mematuhi rambu-rambu sebagai observer yang baik, antara lain dengan tidak mengganggu pelaksanaan pembelajaran, seperti mengintervensi guru peserta atau siswa.
• Jika diperlukan, setelah pembelajaran berakhir pengamat kembali ke ruang pertemuan KKG/MGMP, namun jika masih ada yang ingin melengkapi data tentang siswa dipersilahkan untuk melakukan wawancara kecil dengan beberapa siswa untuk mengklarifikasi beberapa hal yang dibutuhkan. Jika dianggap perlu, guru model memberikan angket singkat untuk diisi oleh siswa jika diperlukan.

Kegiatan 4: PENGUMPULAN DATA BERDASARKAN HASIL OBSERVASI DAN DISKUSI REFLEKSI
• Setelah selesai pelaksanaan tindakan atau pembelajaran beserta observasinya, para pengamat dan guru model bersama pemandu kembali ke ruang pertemuan untuk melakukan diskusi refleksi.
• Sebelum diskusi refleksi dimulai, pengamat dipersilakan untuk melengkapi catatan hasil observasinya. Untuk dapat melakukan diskusi refleksi yang berguna dan efisien perlu dipatuhi beberapa rambu-rambu yang ada dalam ”Panduan observasi pembelajaran dan diskusi refleksi setelah observasi pembelajaran (Lampiran 3).
• Diskusi refleksi di akhir pelaksanaan pembelajaran atau open class sangat penting bagi guru model dan juga bagi pengamat. Pada forum diskusi para pengamat akan mendapat klarifikasi dari guru model tentang berbagai hal yang terjadi dalam pelaksanaan pembelajaran, yakni pada saat guru model menyampaikan refleksi diri. Sementara guru model akan mendapatkan berbagai komentar, masukan, dan data-data yang diungkapkan oleh observer.
• Data-data dan komentar yang diungkapkan oleh pengamat dalam diskusi refleksi akan melengkapi data atau informasi bagi guru model utamanya yang terkait dengan keterlaksanaan rencana tindakan dan efektivitas pembelajaran. Artinya dengan diskusi refleksi guru akan dapat melengkapi dan sekaligus memverifikasi datanya.
• Pada akhir diskusi refleksi guru model dapat menyampaikan tanggapan atau klarifikasi kepada semua pengamat tentang komentar yang telah diberikan, dan tentunya juga ucapan terima kasih atas bantuan observasi dan masukannya.
• Setelah itu guru model yang melaksanakan tindakan tersebut harus segera mengkompilasi dan merangkum data-data yang diperolehnya untuk keperluan analisis, interpretasi dan refleksi.

Kegiatan 5: DISKUSI TENTANG RENCANA TINDAKAN YANG DISUSUN OLEH SETIAP PESERTA
• Guru Pemandu meminta agar para guru peserta melakukan diskusi dalam kelompok kecil atau secara berpasangan tentang rencana tindakan atau skenario pembelajaran dari masing-masing peserta yang dilaksanakan minggu berikutnya.
• Guru Pemandu memfasilitasi diskusi kelompok kecil dengan berkeliling untuk mengecek apakah ada peserta yang perlu dibantu atau ada hal-hal yang perlu dijelaskan.

Kegiatan 6: REFLEKSI DIRI
• Sebagaimana biasa, di akhir kegiatan setiap peserta menuliskan hasil refleksi diri tentang pengalaman melaksanakan rencana tindakan, observasi pembelajaran, diskusi refleksi, dan pengumpulan data dalam buku kerja.


Kegiatan 7: TUGAS:
Terstruktur:
- Setiap peserta ditugaskan untuk menerapkan skenario pembelajaran di kelasnya dan diobservasi oleh satu orang teman (pasangan), dengan menggunakan lembar observasi. Jika memungkinkan dapat juga melibatkan observer yang berasal dari guru-guru peserta lain, bahkan kepala sekolah.
- Hasil observasi dituangkan dalam lembar observasi atau disusun dalam Case Study, sebagai bahan pertemuan berikutnya.

Mandiri:
- Membaca buku-buku yang dirujuk dalam sumber belajar, khususnya tentang pelaksanaan PTK (Sumber Belajar No.4).
- Membaca materi tentang analisis data dari Sumber Belajar (Hylite PTK, Unit 9) untuk persiapan pertemuan berikutnya.











F. PENILAIAN:
Penilaian terhadap pencapaian hasil belajar guru dilakukan berdasarkan produk yang dihasilkan dari belajar tatap muka di KKG/MGMP dan laporan tugas terstruktur. Hasil belajar yang ditagih/dinilai berupa Rencana Tindakan PTK yang berupa hasil pelaksanaan tindakan yang berupa:
d. Lembar observasi pembelajaran yang telah diisi berdasarkan hasil observasi pada pembelajaran sebagai pelaksanaan tindakan (bisa dalam bentuk open class).
e. Data lain yang dihasilkan dari pelaksanaan tindakan.
f. Case study berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan (pembelajaran di kelas).
g. Catatan hasil diskusi refleksi setelah “open class” (jika pelaksanaan tindakan dilakukan dalam bentuk open class)


KEGIATAN KE 5

PERSIAPAN:
Sebelum pelaksanaan kegiatan KKG/MGMP Guru pemandu perlu mempersiapkan hal-hal berikut.
1) Memahami isi Paduan Kegiatan Belajar 5
2) Memahami konsep analisis dan interpretasi data yang ada dalam Bahan Belajar Mandiri, atau menambah pemahamannya dengan membaca buku sumber yang sesuai.
3) Menyiapkan tempat dan peralatan kegiatan (alat tulis, media presentasi, dsb)
4) Buku Kerja Guru

D. SUMBER BELAJAR
Sumber belajar dan bahan ajar yang dapat digunakan guru peserta dalam kegiatan dapat dilihat pada Tabel 5.2 di bawah ini.

Tabel 5.2 Daftar Bahan Ajar dan Sumber Belajar untuk Kegiatan Belajar Ke-5
No Bahan Ajar dan Sumber Belajar Keterangan diperoleh
1. Contoh ringkasan laporan PTK yang telah dianotasi Ada pada Bahan Belajar Mandiri Generik 3
2. Lembar Observasi Pembelajaran Lampiran 1 pada Bahan Belajar Mandiri Generik 4
3. Rambu-rambu Observasi dan Refleksi dalam Lesson Study Lampiran 2 pada Bahan Belajar Mandiri Generik 4
4. Penelitian Pendidikan SD: Persiapan dan Pelaksanaan PTK (Unit 7, Sub Unit 2) Hylite PTK
5. Penelitian Pendidikan SD: Analisis Data (Unit 9) Hylite PTK
6. Penelitian Tindakan Kelas oleh IGAK Wardani dkk. (2007), Jakarta: Universitas Terbuka. Bagian: Analisis, penyajian, dan interpretasi data, hal 5.3 – 3.24 Sumber tambahan (bisa diperoleh di perpustakaan atau di Toko Buku)
• Penelitian Tindakan Kelas oleh Herawati Susilo, dkk. (2008), Malang: Bayumedia Pub. Bagian: Mengidentifikasi masalah penelitian tindakan kelas. hal 97 – 114. Sumber tambahan (bisa diperoleh di perpustakaan atau di Toko Buku)










E. KEGIATAN BELAJAR
Secara umum alur kegiatan belajar dalam KKG/MGMP (tatap muka dengan pemandu) pada pertemuan ke-5 adalah sebagai berikut.






























Penjelasan Alur Kegiatan:
Kegiatan 1: Pendahuluan (10 menit)
• Pada awal kegiatan, guru pemandu memberikan penjelasan tentang: topik yang akan dibahas, kompetensi, indikator pencapaian kompetensi, dan kegiatan belajar yang akan dilakukan.

Kegiatan 2: Penjelasan dan Tanya Jawab tentang Pengertian Analisis Data
• Setelah menjelaskan tujuan pertemuan, guru pemandu menjelaskan dan mengajak diskusi guru peserta tentang jenis-jenis data yang akan diperoleh dari pelaksanaan rencana tindakan dan observasi. Untuk memulai diskusi guru pemandu menjelaskan apa yang dimaksud dengan data kualitatif dan data kuantitatif dengan menggunakan bahan ajar berikut ini.




















• Guru Pemandu memberi kesempatan kepada peserta untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami dengan tentang jenis data kualitatif dan kuantitatif.
Kegiatan 3: Memahami Tekni Analisis Data
DATA KUALITATIF
1. Sebelum melakukan latihan analisis data, pemandu menjelaskan teknik analisis kualitatif dan kuantitatif, menggunakan penjelasan atau bahan ajar berikut ini.





























• Setelah memahami teknik analisis tersebut guru peserta diminta mencermati dan memahami contoh dalam Tabel 5.3 di bawah ini.
• Guru Pemandu memberi kesempatan kepada guru peserta untuk menyampaikan pertanyaan jika ada yang belum dipahami.





Tabel 5.3 Contoh Hasil Refleksi dan Analisis Data

Tujuan Perbaikan Refleksi diri guru Komentar Pengamat 1 Komentar Pengamat 2 Pola atau esensi yang diperoleh
1. Kegiatan awal yang dilakukan guru peserta dapat memotivasi siswa.
Setelah saya membaca naskah Case Study saya tentang pembelajaran asam, basa, dan garam berulang-ulang , saya merasa masih belum optimal terutama pada saat penggalian pengetahuan awal siswa, yaitu mengenai sifat bahan. Saya merasa agak memaksakan siswa untuk mengerti dan siap untuk belajar konsep
asam, basa, dan garam sehingga siswa kurang termotivasi. Pada saat guru peserta mengajukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan:
“ Coba sebutkan bahan apa saja yang ada di rumah yang berwujud cair dan larutan?”
Ada 3 siswa dalam kelompok yang saya amati, tidak paham dengan istilah bahan, dia hanya diam saja.
Sebaiknya, guru peserta mengingatkan arti bahan dan zat pada kegiatan apersepsi Pada saat guru peserta mengajukan pertanyaan untuk mengali pengetahuan prasyarat siswa, hanya 3 orang yang memberi respon, yang lain diam saja.
Mungkin pertanyaan apersepsi harus diubah:
Coba sebutkan zat-zat cair yang ada di rumahmu!
Kalau garam dimasukkan ke dalam air disebut apa? Sifatnya bagaimana?
Tampaknya siswa tidak paham dengan istilah bahan. Kegiatan awal kurang dapat memotivasi siswa.
Istilah bahan pada pertanyaan apersepsi, masih membingungkan siswa.
2. Kegiatan awal dapat meningkatkan respons siswa. Respon siswa untuk menjawab pertanyaan apersepsi dan motivasi tidak terlalu banyak
(10 orang dari 40 siswa) sebab guru tidak memberikan pertanyaan untuk semua anak. Jawaban siswa:
3 orang siswa dalam kelompok yang saya amati menjawab:
Zat cair dapat mengalir, menempati wadah, ada yang berwarna dan ada juga tidak berwarna

Jawaban siswa hanya pada sifat fisis dari zat cair.

Guru tidak mengejar jawaban siswa untuk menyebutkan sifat lainnya Kegiatan awal kurang mampu meningkatkan respon siswa. Guru kurang dapat menggunakan teknik bertanya yang baik.
Guru belum menggunakan pertanyaan penggali.

DATA KUANTITATIF
• Sebelum berlatih melakukan analisis data kuantitatif, pemandu menjelaskan bahan ajar berikut ini.

























• Selanjutnya, guru peserta diajak memahami cara menganalisis data kuantitatif, dengan mengikuti langkah-langkah seperti di bawah ini. Data kuantitatif yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan biasanya masih berupa data yang terserak (belum teratur) sehingga masih sulit untuk dibaca.

Contoh: skor hasil tes akhir semester matematika 40 siswa:
65 72 67 82 72 91 67 73 71 70
85 87 68 86 83 90 74 89 75 61
65 76 71 65 91 79 75 69 66 85
95 74 73 68 86 90 70 71 88 68

• Agar mudah dibaca maka data tersebut perlu ditata, misalnya disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Caranya adalah sebagai berikut.
1) Tentukan rentang skor yaitu skor tertinggi dikurangi skor terendah. Jadi rentang skor = 95 – 61 = 34.
2) Tentukan banyak kelas yang akan digunakan. Untuk menghitung banyak kelas. Gunakan aturan Sturges dengan rumus:

Banyak kelas (k) = 1 + 3,3 log n, dimana k adalah banyak kelas yang akan dibuat dan n adalah banyak data.

Untuk data tersebut, maka banyak kelas yang akan dibuat adalah:
k = 1 + 3,3 log 40
= 1 + 3,3 x 1,6021
= 6,2869
Banyak kelas yang harus dibuat dapat 6 atau 7.

3) Hitung panjang kelas interval dengan rumus:
rentang
Panjang kelas (p) = -----------------
banyak kelas
34
p = -------- = 4,86 , dibulatkan jadi 5
7
4) Tentukan data untuk ujung bawah kelas interval pertama. Data untuk ujung bawah kelas interval pertama dapat diambil dari skor terkecil dari data yang diperoleh atau dapat diambil dari skor yang lebih kecil dari skor terkecil dengan syarat bahwa skor terbesar harus masuk dalam kelas interval terakhir yang akan dibuat.
5) Masukkan semua skor ke dalam kelas interval yang terbentuk.
6) Hasil tabel frekuensi distribusi data hasil tes matematika tersebut adalah sebagai berikut.

Tabel 5.4. Contoh Destribusi Hasil Tes Akhir Semester Matematika SD Teladan Medan Tahun 2008
Skor matematika Tally Banyak siswa
61 – 65
66 – 70
71 – 75
76 – 80
81 – 85
86 – 90
91 - 95 ////
///// ////
///// ///// /
//
////
///// //
/// 4
9
11
2
4
7
3
Jumlah 40


• Jika menghendaki, dapat menggambar data dalam tabel tersebut ke dalam bentuk diagram batang. Caranya, dibuat dulu dua sumbu, yaitu sumbu datar dan sumbu tegak. Sumbu datar memuat bilangan-bilangan yang merupakan titik tengah dari setiap kelas interval, sedangkan sumbu tegaknya memuat frekuensi dari setiap kelas interval. Dari data tersebut, dapat digambarkan grafik batang sebagai berikut.














Grafik 1. Hasil Tes Akhir Semester Matematika SD Teladan Medan Tahun 2008

• Analisis data kuantitatif dapat dilakukan secara sederhana dengan menggunakan analisis deskriptif. Analisis deskriptif dapat dilakukan dengan memanfaatkan statistika sederhana seperti menghitung rata-rata (mean) dan menghitung persentase. Menghitung skor rata-rata dapat dengan mudah dilakukan yaitu dengan cara menjumlahkan semua data kemudian dibagi dengan banyaknya data.

Dengan menggunakan cara tersebut maka:
Skor rata-rata tes akhir semester matematika =
65 + 72 + 67 + .... + 68
------------------------------- = 76,25
40

• Jika data sudah berbentuk tabel frekuensi distribusi seperti pada tabel 5.4 maka dapat menghitung nilai rata-ratanya dengan terlebih dulu mencari nilai tengah untuk setiap kelas interval. Kemudian kalikan setiap nilai tengah dengan frekuensi di kelas interval masing-masing. Jumlahkan perkalian antara nilai tengah dengan frekuensi untuk setiap kelas interval kemudian dibagi dengan jumlah data.
Untuk mempermudah hitungan maka data pada Tabel 5.4 tersebut dapat diubah seperti berikut ini.

Tabel 5:5 Rentang sekor, Nilai Tengah, dan Frekuensi Hasil Tes Matematika SD Teladan Medan Tahun 2008

Skor matematika Nilai Tengah Banyak siswa
61 – 65
66 – 70
71 – 75
76 – 80
81 – 85
86 – 90
91 - 95 63
68
73
78
83
88
93 4
9
11
2
4
7
3
Jumlah 40

4x63 + 9x68 + 11x73 + 2x78 + 4x83 + 7x88 + 3x93
Nilai rata-ratanya = ---------------------------------------------------------------
40
252 + 612 + 803 + 156 + 332 + 616 + 279
= -----------------------------------------------------
40
= 76,25

Dengan menyajikan data kuantitatif dalam bentuk tabel atau grafik, dapat dengan mudah mendeskripsikan data yang diperoleh. Misal, dari data pada tabel 5.4, dapat dengan mudah menghitung persentase siswa yang memperoleh skor antara 71 – 77 yaitu:
11
= ----- x 100 % = 27,5 %.
40

• Selanjutnya Guru Pemandu menjelaskan pengertian dan teknik interpretasi data dengan menggunakan bahan ajar berikut ini.




































• Berdasarkan hasil contoh analisis data kuantitatif tersebut maka dapat dibuat interpretasi sebagai berikut.
1) Jika guru menetapkan ketuntasan belajar ≥ 71% maka jumlah siswa yang tuntas belajar adalah 27 orang atau 68% siswa. Sebaliknya 32% siswa tidak tuntas belajar.
2) Jika dilihat dari nilai rata-rata kelas (76,25), maka nilai siswa secara klasikal tersebut ketuntasan belajar.
3) Dst.

Kegiatan 4: Berlatih Menganalisis dan Menginterpretasi Data
• Sebelum memulai melakukan analisis data masing-masing, peserta diminta mempelajari analisis dan interpretasi data yang ada pada contoh laporan PTK (Lampiran 1 Bahan Belajar Mandiri Generik 3)
• Setelah peserta memahami tentang jenis-jenis data, peserta kegiatan diminta untuk mengelompokkan data yang diperoleh pada saat ”open class”atau yang diperoleh dari pelaksanaan pelaksanaan tindakan/pembelajaran di kelas masing-masing dengan menggunakan format berikut.



Tabel 5.6: Format untuk Pengelompokkan Jenis data
Data yang diperoleh Jenis Data
Kualitatif Kuantitatif
1)
2)
3)


• Selanjutnya peserta diajak berlatih menganalisis data kualitatif dengan menggunakan data hasil open class bersama atau menggunakan data yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan di kelas masing-masing. Gunakan tabel berikut untuk memudahkan kerja.

Tabel 5.7: Format untuk Berlatih Analisis Data Kaulitatif
Tujuan Perbaikan pembelajaran Data yang diperoleh Deskripsi Kesimpulan








• Setelah peserta berlatih analisis data kuantitatif dengan contoh tersebut, peserta berlatih menganalisis data dari hasil open class atau pelaksanaan tindakan di kelas masing-masing. Kerja latihan analisis dilakukan secara berkelompok atau berpasangan.
• Jika data yang diperoleh dari open class hanya berupa data kualitatif maka setiap kelompok diberi tugas untuk membahas data yang sama. Tetapi, jika data yang diperoleh dari open class berupa data kualitatif dan kuantitatif maka jumlah kelompok yang ada dibagi dua. Setengah dari jumlah kelompok diberi tugas menganalisis dan interpretasi data kualitatif dan sisanya menganalisis dan menginterpretasikan data kuantitatif.
• Hasil latihan dari kelompok-kelompok kecil tersebut kemudian dipresentasikan dalam diskusi kelas. Namun jika waktu tidak memungkinkan analisis data dilakukan sebagai tugas terstruktur di rumah masing-masing.
INTERPRETASI DATA DAN HASIL ANALISIS
• Dengan menggunakan data dan hasil analisis data dari kegiatan open class atau pelaksanaan tindakan di sekolah masing-masing secara berkelompok peserta mencoba untuk melakukan interpretasi. Hasil interpretasi dituliskan dalam bentuk poin-poin penting.

• Hasil interpretasi data akan digunakan untuk mengevaluasi atau merefleksi proses dan hasil perbaikan pembelajaran yang dilakukan.

Kegiatan 5: Refleksi Diri
• Setelah selesai kegiatan 4, setiap peserta diminta untuk menuliskan hasil refleksi diri pemahaman guru peserta tentang pengelompokan data, penyajian data, analisis data kualitatif, analisis data kuantitatif, serta interpretasi hasil analisis pada buku kerja masing-masing.

Kegiatan 6: Penjelasan Tugas
Kegiatan pada pertemuan kedua ini diakhiri dengan pemberian tugas terstruktur dan tugas mandiri untuk setiap guru peserta.
Testruktur:
• Tugas terstruktur yang berikan berupa tugas untuk melanjutkan atau menyempurnakan hasil latihan analisis dan interpretasi data, dengan menggunakan data hasil pelaksanaan tindakan dari kelas masing-masing. Kemudian menuliskan hasilnya secara dalam bentuk narasi.
Mandiri:
• Setiap guru peserta diminta untuk membaca buku daftar sumber belajar no 3 dan 4, sedangkan 5 dan 6 sebagi tambahan.



F. PENILAIAN:
Penilaian terhadap pencapaian hasil belajar guru peserta dilakukan berdasarkan produk yang dihasilkan dari belajar tatap muka di KKG/MGMP dan laporan tugas terstruktur. Hasil belajar yang ditagih/dinilai berupa:
1) Hasil analisis data yang diperoleh dari pelaksanaan perbaikan pembelajaran di kelas masing-masing.
2) Uraian hasil interpretasi data.


KEGIATAN KE 6


. PERSIAPAN
Sebelum pelaksanaan kegiatan KKG/MGMP, guru pemandu perlu memperhatikan hal-hal berikut:
 Memahami isi Paduan Belajar Generik 6.
 Memahami isi bahan ajar tentang: refleksi dan tindak lanjut
 Menyiapkan tempat dan peralatan kegiatan (alat tulis, media presentasi, dsb).

Semua guru peserta menyiapkan:
1) Hasil analisis data dan interpretasi sebagai hasil tugas terstruktur pertemuan sebelumnya.
2) Buku Kerja Guru





F. SUMBER BELAJAR
Sumber belajar dan bahan ajar yang dapat digunakan guru peserta dalam kegiatan dapat dilihat pada Tabel 6.2 di bawah ini.
Tabel 6.2 Daftar Bahan Ajar dan Sumber Belajar untuk Kegiatan Belajar Ke-6
No Bahan Ajar dan Sumber Belajar Keterangan diperoleh
5) Contoh ringkasan laporan PTK yang telah dianotasi Ada pada Bahan Belajar Mandiri Generik 3
6) Penelitian Pendidikan SD: Peran Guru sebagai Pengajar dan Pelaksana PTK (Unit 4, hal 1-45) Hylite PTK
7) Penelitian Tindakan Kelas oleh Herawati Susilo, dkk. (2008), Bab V: 97-114 Sumber tambahan (bisa diperoleh di toko buku atau perpustakaan)
8) Penelitian Tindakan Kelas oleh IGAK Wardani, 2007, Unit 10 dan 12. Sumber tambahan (bisa diperoleh di toko buku atau perpustakaan)














G. KEGIATAN BELAJAR:
Secara umum alur kegiatan belajar dalam KKG/MGMP (tatap muka) pertemuan ke-6 adalah sebagai berikut.





















Gambar 6.1 Alur Kegiatan Belajar Guru Peserta dalam KKG/MGMP pada Pertemuan 6

Penjelasan Alur Kegiatan:
Kegiatan 1: Pendahuluan 5 menit
• Guru pemandu memberikan penjelasan tentang: topik yang akan dibahas, kompetensi, indikator pencapaian kompetensi, kegiatan belajar yang akan dilakukan.
Kegiatan 2: Diskusi tentang hasil analisis dan interpretasi data serta penjelasan konsep dasar refleksi dan tindak lanjut (45 menit)
• Guru Pemandu membagi guru peserta dalam kelompok kecil 3 – 4 orang. Setiap kelompok diberi tugas untuk mendiskusikan hasil analisis dan interpretasi data masing-masing (dari tugas terstruktur pertemuan ke-5). Pada akhir kegiatan ini setiap guru peserta diharapkan sudah mempunyai hasil analisis dan interpretasi untuk data kelas masing-masing (25 menit).
• Setelah diskusi kelompok selesai, guru pemandu menjelaskan konsep refleksi dan tindak lanjut dalam PTK. Waktu: 35 menit.













- Guru Pemandu menjelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam membuat refleksi dan tindak lanjut. Untuk menjelaskan permasalahan tersebut, Guru pemandu dapat menggunakan penjelasan berikut.

















Kegiatan 3: Berlatih melakukan refleksi dan menyusun rencana tindak lanjut (60 menit)
- Guru pemandu memberi contoh tujuan perbaikan dan deskripsi temuan kemudian guru peserta diminta membuat rumusan refleksi dan rencana tindak lanjutnya.


Tabel 6.3: Contoh Hasil Deskripsi Temuan
Tujuan Perbaikan Deskripsi Temuan Refleksi Tindak lanjut
Meningkatkan keaktifan siswa melalui kerja kelompok. Kerja kelompok berlangsung lancar, namun hanya tiga dari lima kelompok yang anggotanya aktif bertanya dan berpendapat. Untuk dua kelompok yang lain, hanya ketua kelompok dan sekretaris yang aktif bekerja, sedangkan anggota yang lain asyik ngobrol. Ini mungkin terjadi karena guru belum menerapkan strategi untuk mengaktifkan semua anggota kelompok.
(diisi oleh peserta untuk latihan)
(diisi oleh peserta untuk latihan)




- Setelah mencoba membuat refleksi dan rencana tindak lanjut seperti tersebut, guru pemandu meminta setiap guru peserta membandingkan hasil yang telah dibuat dengan contoh rumusan berikut ini.
Tabel 6.4: Contoh Deskripsi Temuan, Hasil Refleksi, dan Rencana Tindak Lanjut
Tujuan Perbaikan Deskripsi Temuan Refleksi Tindak Lanjut
Meningkatkan keaktifan siswa melalui kerja kelompok.



Kerja kelompok berlangsung lancar, namun hanya tiga dari lima kelompok yang anggotanya aktif bertanya dan berpendapat. Untuk dua kelompok yang lain, hanya ketua kelompok dan sekretaris yang aktif bekerja, sedangkan anggota yang lain asyik ngobrol. Ini mungkin terjadi karena guru belum menerapkan strategi untuk mengaktifkan semua anggota kelompok Kerja kelompok belum mampu mengaktifkan siswa, hanya sekitar 60% siswa yang aktif. Penyebabnya adalah guru peserta belum menerapkan strategi untuk mengaktifkan semua siswa. Pada siklus ke dua guru peserta memutuskan untuk meningkatkan efektifikas kerja kelompok melalui penerapan strategi kerja kelompok ”kolaboratif”. Dalam teknik kolaboratif siswa yang tidak mampu dipacu oleh guru agar mau bertanya kepada temannya, sedangkan siswa yang mampu diminta untuk dapat membantu atau menjelaskan pada temannya yang belum paham
- Berdasarkan penjelasan dan diskusi tersebut, guru pemandu menyiapkan berkas-berkas yang terkait dengan rencana tindakan, serta hasil analisis dan interpretasi data hasil open class. Guru Peserta dibagi dalam kelompok-kelompok kecil 3-4 orang atau berpasangan.
- Setiap kelompok/orang diberi tugas untuk:
a. menulis kembali tujuan perbaikan pembelajaran saat open class,
b. membuat deskripsi hasil analisis dan interpretasi data open class,
c. merumuskan uraian hasil refleksi, serta
d. merumuskan tindak lanjut.
Hasil kerja dari setiap kelompok diminta untuk menuangkan ke dalam format berikut.


Tabel 6.5: Format untuk Berlatih Merefleksi
Tujuan Perbaikan
(Open class) Deskripsi Temuan
(Open class) Refleksi Tindak Lanjut


• Hasil kerja kelompok kecil kemudian didiskusikan dipresentasikan dalam diskusi kelas.
Kegiatan 4: Latihan Merumuskan Hasil Refleksi (75 menit).
• Guru Pemandu menugaskan para guru peserta untuk melakukan refleksi berdasarkan data yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan/pembelajaran dari masing-masing.
• Hasil refleksi dan rencana tindak lanjutnya diuraikan dalam bentuk paragraf naratif. Perhatikan format berikut ini.

Rumusan Masalah: (seperti yang dihasilkan dari pertemuan ke-2)
Hasil Refleksi:
(beberapa paragraf)
Rencana Tindak Lanjut:
(beberapa paragraf)

• Setelah masing-masing orang menyelesaikan refleksinya, mereka diminta berdiskusi dalam kelompok kecil atau saling berpasangan untuk mendiskusikan atau memberi masukan pada hasil refleksi dan tindak lanjut masing-masing.
• Fokus diskusi adalah; Apakah uraian refleksi sudah menjawab permasalahan? Apakah rencana tindakan sudah sesuai dengan masalah yang dihadapi dengan menggunakan strategi yang tepat?
Kegiatan 5: Menuliskan Refleksi Diri (10 menit)
Setelah selesai kegiatan 4, setiap guru peserta diminta untuk menuliskan hasil refleksi diri pemahaman guru peserta tentang refleksi dan tindak lanjut pada buku kerja masing-masing.
Kegiatan 6: Tugas Terstruktur dan Mandiri (5 menit)
• Kegiatan pada pertemuan kedua ini diakhiri dengan pemberian tugas terstruktur dan tugas mandiri untuk setiap guru peserta.
Terstruktur:
• Menyusun kembali uraian refleksi dan rencana tindak lanjut berdasarkan masukan dari guru peserta lain dan guru pemandu.


Mandiri:
• Membaca buku-buku yang dirujuk dalam sumber belajar, yakni nomor 2 – 4.
• Memadukan semua pemahaman yang diperoleh mulai dari kegiatan belajar ke-1 sampai ke-6. Jika ada hal-hal yang masih perlu diklarifikasi atau ditanyakan kepada pemandu. Pertanyaan-pertanyaan tersebut ditulis dalam buku kerja, selanjutnya disampaikan pada guru pemandu pada pertemuan-pertemuan selanjutnya.
H. PENILAIAN:
Penilaian terhadap pencapaian hasil belajar guru peserta dilakukan berdasarkan produk yang dihasilkan dari belajar tatap muka di KKG/MGMP dan laporan tugas terstruktur. Hasil belajar yang ditagih/dinilai berupa:
h. Uraian hasil refleksi berdasarkan hasil analisis data.
i. Uraian rencana tindak lanjut berdasarkan hasil refleksi.


Kegiatan ke 7

Agus Hidayat

RANGKUMAN


I. PENELITIAN TINDAKAN KELAS

1. Judul
Judul penelitian tindakan kelas (PTK) hendaknya jelas dan sederhana namun tetap mencerminkan tiga unsur utama yaitu: permasalahan, tindakan sebagai upaya pemecahan masalah dan seting dari penelitian.
2. Pendahuluan
a. Latar Belakang
Latar Belakang menguraikan hal-hal yang melandasi permasalahan.
b. Rumusan masalah
Deskripsi masalah berisi elaborasi dari masalah yang dipilih dan hendaknya dirumuskan secara komprehensifyang menggambarkan hasil dan proses.
3. Cara Pemecahan Masalah
Bagian ini menjelaskan cara pemecahan masalah yang diajukan sebagai alternatif pemecahan masalah yang dihadapi. Alternatif pemecahan/tindakan yang diajukan hendaknya memiliki landasan konseptual yang mantap dan bertolak dari hasil analisis masalah
4. Hipotesa Tindakan
Bila di perlukan hipotesa menjelaskan dugaan yang mungkin terjadi bila tindakan diberikan.
5. Tujuan
Rumusan tujuan harus operasional dan dapat diukur, kriteria keberhasilan dalam penelitian perlu dicamtumkan sehingga dapat diukur dengan mudah
6. Manfaat Hasil Penelitian
Dinyatakan secara singkat nnamun menyangkut berbagai pihak yang terkait antara lain: (1). Siswa, (2) guru, (3) sekolah, (4) Pengembang Kurikulum, dan (5)khasanah ilmu dan pendidikan.
7. Kajian Pustaka
Penelitian tindakan kelas hendaknya merujuk pada teori yang dapat menjustifikasi tindakan yang akan diberikan, juga perlu diketahui penelitian terakhir yang relevan.
8. Rencana Penelitian
Menjelaskan waktu dan tempat akan dilaksanakannya penelitian, siapa dan bagaimana karakteristik subyek penelitian, apa yang akan dilakukan dalam rangka memecahkan masalah yang terjadi dan faktor-faktor apa yang diamati dalam penelitian.
a. Setting penelitian
Setting atau konteks penelitian perlu diuraikan secara rinci karena penting bagi guru.
b. Faktor-faktor yang diteliti
Pada bagian ini di tentukan variabel yang menjadi titik incar untuk menjawab permasalahan yang diangkat dalam penelitian. Variabel tersebut minimal dua faktor yaitu (1). faktor guru, (2). faktor siswa.
c. Rencana tindakan
Rencana tindakan dibuat dalam empat bagian sesuai tahapan-tahapan dalam siklus penelitan. Tahap (1)perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan pada setiap siklus, (3) tahap observasi / evaluasi, (4) tahap analisis / refleksi.
9. Data dan cara Pengumpulan Data
Menjelaskan data apa yang akan diperlukan, apa sumber datanya dan instrumen apa saja yang akan digunakan untuk memperoleh data tersebut misalnya instrumen tes, kuesioner, lembar observasi, skala sikap, dan skala penilian. Kemudian dijelaskan pula bagaimana menganalisisnya, p;erubahan apa yang diharapkan akan terjadi dan bagaimana hasil analisis data itu akan digunakan untuk melakukan refleksi dari siklus pertama ke siklus berikutnya.
10. Indikator Keberhasilan
Mendeskripsikan tolok ukur keberhasilan yang ditargetkan sesuai tujuan yang dicanangkan.
11. Tim Peniliti
Dalam bagian ini hendaknya dicantumkan nama-nama personil yang terlibat dalam penelitian dan dideskripsikan tugas dan peran masing-masing personil tersebut.
12. Langkah dan jadwal Penelitian
Langkah dan penelitian boleh digabung dan lebih mudah dibuat dalam bentuk matrik
13. Rencana Anggaran
Mendeskripsikan semua komponen pembiayaan penelitian meliputi persiapan, pelaksanaan dan pelaporan.
14. Lampiran
Memuat lampiran yang digunakan dalam penelitian












II. LESSON STUDY

Lesson Study (LS) yaitu suatu model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun learning community dengan demikian, LS bukan suatu metode atau strategi pembelajaran tetapi kegiatan LS dapat menerapkan berbagai metode/strategi pembelajaran yang sesuai dengan situasi, kondisi, dan permasalahan yang dihadapi guru.

Langkah-langkah Melakukan LS
LS dilaksanakan dalam tiga tahapan yaitu Plan (merencanakan), Do(melaksanakan), dan See( merefleksi) yang berkelanjutan, dengan kata lain LS merupakan suatu cara peningkatan mutu pendidikan yang tak pernah berakhir (continous improvement). Skema kegiatan LS seperti dibawah ini:












Gambar1. Skema Kegiatan Lesson Study


Langkah Pertama

Peningkatan mutu pendidikan melalui LS dimulai dari tahap perencanaan (Plan) yang bertujuan untuk merencanakan pembelajaran yang dapat membelajarkan siswa dan berpusat pada siswa, dengan maksud agar siswa berpatisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran. perencanaan diawali dari analisis permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran. permasalahan dapat berupa materi bidang study yang terkait dengan cara menjelaskan suatu konsep.selain itu juga permasalahan juga dapat berupa langkah mensiasati menanggulangi permasalahan fasilitas pembelajaran.

Selanjutnya mencari solusi trhadap permasalahan yang dihadapi yang dituangkan dalam rancangan pembelajaran (lesson plan) dan teaching material berupamedia pembelajaran dan lembar kerja siswa seta metode evaluasi.



Langkah Kedua

Langkah kedua dalam LS adalah pelaksanaan (DO). Pembelajaran untuk menerapkan rancangan pembelajaran yang telah dirumuskan dalam perencanaaan. Langkah ini bertujuan untuk mengujicoba efektivitas pembelajaran yang telah dirancang.

Sebelum proses pembelajaran berlangsung, guru model dapat memberikan gambaran secara umum tentang hal yang akan terjadi di dalam kelas yakni meliputi informasi tnetang rencana pembelajaran. tujuan pembelajaran, konsep prasyarat yang terkait, kedudukan materi ajar dalam kurikulum yang beraku. Dan kemungkinan respon siswa yang diharapkan.

Lembar observer pembelajaran perlu dimiliki oleh para pengamat sebelum pembelajaran dimulai. Para pengamat dipersilahkan mengambil tempat diruang kelas yang memungkinkan dapat mengamati aktivitas siswa.
Selama pengamatan berlangsung, para pengamat tidak boleh berbicara dengan sesama pengamat dan tidak mengganggu aktifitas dan konsentrasi siswa.

Langkah Ketiga

Langkah ketiga dalam LS adalah refleksi (see). Setelah selesai pembelajaran, langsung diskusi antara guru dan pengamat yang dipandu oleh kepala sekolah (fasilitator, atau personal yang ditunjuk untuk membahas pembelajaran. berdasarkan masukan dari diskusi ini dapat dirancang kembali pembelajaran berikutnya. Langkah-langkah kegiatan yang dilakukan dalam kegiatan refleksi adalah sebagai berikut:
1. fasilitator memperkenalkan peserta refleksi yang ada di ruangan sambil menyebutkan bidang-bidang keahliannya
2. fasilitator menyampaikan agenda kegiatan refleksi yang akan dilakukan (sekitar 2 menit). Fasilitator menjelaskan aturan tentang tata cara memberikan komentar atau mengjukan umpan balik. Aturan tersebut meliputi 3 hal berikut: (1) selama diskusi berlangsung hanya satu orang yang bicara . (2) setiap peserta diskusi memiliki kesempatan yang sama untuk bicara, (3) pada saat mengajukan pendapat observer harus mengajukan bukti-bukti hasil pengamatan sebagai dasar dari pendapat yang diajukan.
3. focus observasi yang diungkapkan adalah, (1) kapan siswa mulai belajar, (2) kapan siswa mulai bosan belajar, (3) apa yang didapat dari pembbelajaran tadi?







III. CASE STUDY


Dalam dunia pendidikan ada dua jenis Case Study

Jenis 1: Case Study sebagai jenis penelitian


Ciri khas utama : penelitian terinsi tentang masalah, tertentu untuk membantu pemahaman tentang maslah tersebut melalui “deskripsi tebal” masalah dan konteksnya yang diteliti (Keith Tabor, 2006)

Jenis 2: Case Study sebagai alat pengembangan profesi guru
Ciri khas utama: Pengkajian oleh pengajar tentang pengalaman pengajaran yang dialami dengan tujuan mengidentifikasi masalah untuk diperbaiki (J.Shulman,…)

Case Study yang cocok untuk kebutuhan guru adalah jenis kedua.

Sifat Narasi Pengalaman Mengajar
Narasi Case Study adalah episode yang diingat, ditulis sebagai sebuah cerita, sebuah naratif. Hal ini harus sangat khusus, sangat bersifat lokal. Harus menyertakan unsur manusia; minat guru, aksi dan kesalahan, frustasi, dan kesenangan, atau kekecewaan, yang dirasakan pada akhir sesi.
William Louden, “Case Studies in Teacher Educaton” (1995)

Petunjuk Untuk Penulisan Case Study
1. Case Study harus mendeskripsikan kejadian yang real. Case Study bukan dongeng yang memperagakan perilaku atau hasil yang ideal. Penulis perlu jujur.
2. Ditulis dengan gaya informal dab alami sehingga mudah menarik rasa empati dari para pendengar untuk si penulis
3. Narasi kegiatan pembelajaran perlu dibuat/ditulis lengkap sehingga pengalaman bisa dibayangkan oleh pembaca
4. Sangat faktual dan konstektual: nama siswa ada; kata rill dari siswa kalau diingat
5. Perlu ada problematika yang didalamnya dibentangkan hal yang dirasakan oleh guru pengajar dan yang membukan intrpretasi yang bervariasi pada saat diskusi tentang masalah inti, sehingga semua peserta trtarik untuk mengikutinya.
6. Perlu mencari tahu tentang masalah yang ada didalamnya dan mempertanyakan tentang solusi.

Agus Hidayat

CASE STUDY

Pada setiap hari Rabu seperti biasa saya mengajar di kelas VIII SMP Muhammadiyah 2 Cisaat jam ke 1-2. dengan tampil meyakinkan saya masuk kelas karena biasanya pagi - pagi siswa masih pada segar. Sebelum belajar dimulai seperti biasa melakukan do’a dan dilanjutkan dengan tadarus, setelah itu seperti biasa saya mengabsen siswa, dan dilanjutkan menulis 10 vocabullary dengan artinya kemudian dibaca dan diikuti oleh siswa.
Kemudian saya hapus satu demi satu Vocabullary nya, dan saya minta siswa yang bisa untuk menulis kembali vocabullary sesuai dengan artinya yang masih ada di papan tulis. Setelah semua benar saya hapus semua, dan siswa harus hapal 3 vocab tadi, lalu saya mengabsen siswa dan siswa yang disebut namanya harus berdiri dan menyebutkan vocab yang diingatnya. Itulah awal pembelajaran dimulai.
Kemudian saya memulai KBM dengan tema Making, Accepting, ang Refusing an Offer, pada waktu saya menerangkan tema tersebut ada beberapa siswa yang mengobrol, dan adapula siswa yang tidak focus terhadap apa yang sedang saya terangkan. Diantaranya Indra, Imam ali kaya ngantuk, ada yang ijin ke WC.
Waktu saya tanya, “Apakah kalian mengerti”? Mereka menjawab tidak, maka saya saya coba mengulang kembali menjelaskan pada mereka. Kembali saya tanya ”Do you understand?” Yes Have you Question? no. Akhirnya saya coba dengan beberapa latihan dan ternyata banyak diantara mereka yang tidak bisa mengerjakan latihan dengan alasan tidak bisa, tidak mengerti dan bingung.
Inilah fenomena yang saya hadapi dalam mengajar, selain anaknya kurang motivasi belajar, terlihat masa bodoh dengan pelajaran yang diberikan. Juga saya belum bisa menerapkan metode yang tepat dengan situasi anak seperti yang saya hadapi. Tapi saya juga merasa senang karena ada juga siswa yang menyukai mata pelajaran yang saya ajarkan.


Guru Mata Pelajaran



Agus Hidayat,S.Pd.I

Agus Hidayat

Kajian Kritis

Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran dan/atau cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 31 ayat (1) menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan, dan ayat (3) menegaskan bahwa Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang. Untuk itu, seluruh komponen bangsa wajib mencerdaskan kehidupan bangsa yang merupakan salah satu tujuan negara Indonesia.
Gerakan reformasi di Indonesia secara umum menuntut diterapkannya prinsip demokrasi, desentralisasi, keadilan, dan menjungjung tinggi hak asasi manusia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam hubungannya dengan pendidikan, prinsip-prinsip tersebut akan memberikan dampak yang mendasar pada kandungan, proses, dan manajemen sistem pendidikan. Selain itu, ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat dan munculah tuntutan baru dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam sistem pendidikan. Tuntutan tersebut menyangkut pembaruan sistem pendidikan, diantaranya pembaruan kurikulum, yaitu diversifikasi kurikulum untuk melayani peserta didik dan potensi daerah yang beragam, diversifikasi jenis pendidikan yang dilakukan secara profesional, penyusunan standar kompetensi tamatan yang berlaku secara nasional dan daerah menyesuaikan dengan kondisi setempat; penyusunan standar kualifikasi pendidikan yang sesuai dengan tuntutan pelaksanaan tugas secara profesional; penyusunan standar pendanaan pendidikan untuk setiap satuan pendidikan sesuai prinsip-prinsip pemerataan dan keadilan; pelaksanaan manajemen pendidikan berbasis sekolah dan otonomi perguruan tinggi; serta penyelenggaraan pendidikan dengan sistem terbuka dan multi makna. Pembaruan sistem pendidikan juga meliputi penghapusan diskriminasi antara pendidikan yang dikelola masyarakat, serta pembedaan antara pendidikan keagamaan dan pendidikan umum.
Pembaruan sistem pendidikan nasional dilakukan untuk memperoleh visi,misi, dan strategi pembangunan pendidikan nasional. Pendidikan nasional mempunyai visi terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua Warga Negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah.(Undang-Undang Sisdiknas.2003:5)
Dengan visi pendidikan tersebut, pendidikan nasional mempunyai misi sebagai berikut:
1. mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia;
2. membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar;
3. meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral;
4. meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat pembudayaan ilmu pengetahuan, keterampilan, pengamalan , sikap, dan nilai berdasarkan standar nasional dan global; dan
5. memberdayaakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan RI.
Berdasarkan visi dan misi pendidikan nasional tersebut pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,cakap,kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertangungjawab.
Dalam konteks pembangunan masyarakat, pendidikan dipandang sebagai bagian/merupakan salah satu sektor dalam sistem pembangunan kewilayahan. Dalam posisi ini fungsi pendidikan mencakup: (1) Upaya untuk melaksanakan wajib belajar. (2) memenuhi tuntutan politik dan aspirasi masyarakat. (3) upaya membina kepribadian. (4) upaya untuk menguasai dan mengembangkan Iptek. (5) upaya penyiapan tenaga kerja. (6) upaya pengembangan sumberdaya manusia seutuhnya,dan (7) upaya pendidikan untuk transformasi kebudayaan. (Prof.Dr.Djam’an Satori,1996:11-12)
Dalam memenuhi fungsi-fungsi tersebut, upaya pembangunan transformasi kebudayaan. Dalam memenuhi tuntutan akan (1) pemerataan dan perluasan kesempatan bagi seluruh anggota masyarakat, (2) terwujudnya layanan dan hasil yang bermutu, (3) adanya kesesuaian antara produk / output pendidikan dengan tuntutan masyarakat, dan (4) terjadinya pengelolaan pendidikan yang efesien yaitu pengelolaan pendidikan yang dapat memanfaatkan sumber-daya yang terbatas untuk mencapai produktivitas yang optimal. Semua-fungsi dan tuntutan tersebut di atas merupakan bahan pertimbangan pokok dalam pembangunan pendidikan daerah yang harus didukung oleh kemampuan untuk merencanakannya.
Merencanakan pada hakekatnya merupakan memikirkan masa depan. Dikatakan dalam suatu ungkapan : ”The future without planing is nonsese”. Yang berarti bahwa masa depan tanpa perencanaan adalah omong kosong. Memang masa depan bukan merupakan hayalan atau impian kosong belaka, namun merupakan peluang dan tantangan yang memerlukan pengelolaan secara kreatif dan profesional.
Perencanaan didefinisikan dalam berbagai macam ragam tergantung dari sudut pandang mana mereka melihat, serta latar belakang apa yang mempengaruhi orang tersebut dalam merumuskan definisi. Di antara beberapa definisi tersebut sebagai berikut:
a. Perencanaan adalah perhitungan dan penentuan tentang sesuatu yang akan dijalankan dalam rangka mencapai tujuan tertentu, bilamana, oleh siapa, dan bagaimana (Prajudi Atmosudirjo,1996:16).
b. Perencanaan dalam arti seluas-luasnya tidak lain adalah proses mempersiapkan kegiatan-kegiatan secara sistematis, yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu ( Bintoro Tjokroamidjojo,1997:43).
c. Perencanaan dapat diartikan sebagai keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang dari hal-hal yang akan datang dalam rangka mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan (S.P.Siagiaan,1986:108).
d. Perencanaan adalah sebagai suatu proses penyiapan seperangkat keputusan untuk dilaksanakan pada waktu yang akan datang yang diarahkan pada pencapaian sasaran tertentu (Y.Dror,2003:128).
Dari beberapa definisi di atas, dapat kita analisis dan tarik beberapa butir penting yang perlu kita jadikan pegangan dalam penyusunan suatu rencana, butir-butir tersebut yaitu: (1) Berhubungan dengan masa depan, (2) seperangkat kegiatan, (3) proses yang sistematis, dan (4) hasil serta tujuan tertentu.
Pertimbangan kontekstual dalam menyusun perencanaan mikro sekolah mencakup :
1. Analisis fihak – fihak yang berkepentingan dilakukaan dengan memperhatikan aspirasi Guru-guru dan karyawan Sekolah sebagai stakeholder internal, serta aspirasi murid, orang tua, masyarakat, dan pemerintah sebagai stakeholder exsternal.
2. Perumusan misi, visi dan tujuan pengembangan sekolah merefleksikan aspirasi para stakeholder. Misi ,visi dan tujuan menunjukan arah dan orientasi pengembangan sekolah seperti yang dikehendaki oleh stakeholder.
3. perumusan bidang hasil pokok (perluasan dan pemerataan, mutu , relevansi, dan efektivitas dan efesiensi pengelolaan) perlu diartikulasikan sebagai rumusan-rumusan yang khas untuk lembaga sekolah itu.
4. Analisis posisi mencakup kajian lingkungan internal dan external sekolah. Analisis terhadap lingkungan internal diharapkan dapat mengungkapkan kekuatan-kekuatan dan kelemahan atau kekurangan-kekurangan yang masih dirasakan. Yang dimaksud dengan kekuatan sekolah adalah segala sesuatu yang dimiliki sekolah atau tata kerja yang telah mapan, yang menurut penilaian perencanaan merupakan modal/enerji bagi pengembangan dan kemajuan lembaga. Yang dimaksud kelemahan adalah segala sesuatu yang merupakan kendala atau rintangan atau hambatan bagi pengembangan dan kemajuan lembaga itu. Kajian lingkungan internal sekolah ini mencakup (1) kurikulum/program pengajaran, (2) sumber daya manusia – kepala sekolah, guru, staf pendukung, (3) peserta didik, (4) keadaan kampus sekolah dan fasilitasnya, (5) pembiayaan sekolah, (6) layanan khusus peserta didik, (7) hubungan sekolah dengan masyarakat.
5. Perumusan sasaran pengembangan sekolah menggambarkan nilai-nilai, perubahan atau keadaan yang diinginkan oleh lembaga. Sasaran menggambarkan apa yang harus dicapai, berapa banyak dan kapan dicapainya.

Adapun realitas yang terjadi di beberapa Sekolah saat ini ,
Padahal seperti kita ketahui dalam kontek organisasi Menurut Dr.Sondang P. Siagian(1986:116) bahwa organisasi adalah: ”Setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan, dalam ikatan dimana terdapat seorang/beberapa orang yang disebut atasan dan seorang/kelompok orang yang disebut bawahan.
Prof.Dr.Prajudi Atmosudirdjo(1996:122) Organisasi adalah: “Struktur tata pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang-orang pemegang posisi yang bekerja sama secara tertentu untuk bersama-sama mencapai suatu tujuan tertentu.
Disamping itu organisasi dapat pula didefinisikan sebagai suatu himpunan interaksi manusia yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama yang terikat dalam suatu ketentuan yang telah disetujui bersama.
Agar tujuan yang akan dicapai terlaksana dengan baik, baik tujuan pribadi yang selaras dengan tujuan organisasi, maka diperlukan semangat kerja guru/staf yang tinggi. Untuk itu diperlukan perhatian pimpinan dalam mengupayakan peningkatan semangat kerja guru. Selanjutnya pemimpin dituntut pula untuk menciptakan guru yang dapat memberikan seluruh potensi demi kelancaran tugas pokok dari pelaksanaan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Semangat kerja tinggi yang diterapkan dilingkungan kerja dapat menciptakan suasana batin atau kondisi rohaniah seorang guru/staff yang kondusif sehingga berpengaruh terhadap usahanya mewujudkan suatu tujuan melalui pelaksanaan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya dapat dilaksanakan sesuai target yang telah dicanangkan.
Dalam pelaksanaannya menurut pengamatan yang dilakukan penulis, motivasi guru belum sesuai yang diharapkan hal ini ditunjukan dengan indikator, antar lain :
1. Lemahnya rasa memiliki (sense of belonging)
Berdasarkan keterangan yang penulis peroleh dari hasil wawancara, diketahui bahwa guru-guru kurang peduli terhadap program-program sekolah.
2. Kurangnya rasa tangung jawab (sense of resposibility)
Terlihat tidak optimalnya peran dan fungsi guru dalam memberikan pelayanan terhadap siswa.
3. Kurangnya rasa membangun (sense of development)
Tidak antusiasnya para guru terhadap upaya pengembangan kualitas sekolah, lebih kepada kondisi apa adanya.
4. Lemahnya komunikasi antara kepala sekolah dengan guru
5. Kurang terciptanya hubungan yang kondusif antara Kepala sekolah dengan guru

Dari data tersebut menunjukan perlunya peningkatan kualitas guru melalui pelatihan baik tingkat daerah maupun nasional. Yang dapat meningkatkan motivasi kerja guru

Kajian Kritis

LAPORAN KAJIAN KRITIS
Kajian kritis bukan sekedar resume atau ringkasan, tetapi sudah memuat tanggapan/pendapat dari penulis kajian kritis
Tanggapan tersebut dapat membenarkan atau menyanggah isi tulisan yang dikaji, dengan menyajikan informasi lain yang mendukung
Sumber belajar yang dikaji : laporan penelitian, jurnal penelitian, buku, artikel di majalah/koran
Laporan Kajian Kritis antara 5 – 10 halaman

Nina Kaniawti, S.Pd.


Nina Kaniawati, S.Pd.
Bandung, 16 Juni 1975
Komp. Babakan Damai, jln. Paus B12, No. 7
SMPN 1 Gunung Guruh

Minggu, 21 Februari 2010


Assalamualaikum WR.WB
Murni Asfiani
Smi, 05 Agustus 1983
Jl.Raya Cisaat No.805
SMPN 1 Kadudampit
Swimming,Travelling, etc
Single Keneh.

Munie's Leo Girl

Assalamualaikum WRWB
Murni Asfiani
Smi, 05 Agustus 1983
Jl.Raya Cisaat No.805
SMPN 1 Kadudampit
Swimming,Travelling, etc.
Single keneh

Sabtu, 20 Februari 2010

biodata abdi



NAMA : YANTI NURHAYATI
TEMPAT/TGL.LAHIR: SUKABUMI,08-03-1973
ALAMAT : JL. BALEDESA NO.609 CIBATU CUSAAT SUKABUMI JAWA BARAT
PENDIDIKAN : D III
STATUS : KAWIN
HOBY : NGASUH
CITA-CITA :

biodata abdi

ati

Jumat, 19 Februari 2010


hallo... dear
hallo...

ringkasan materi ptk,case study dan lesonplan

penelitian tindakan kelas adalah

Refleksi bu Rika

Hasil open clas pada pembelajaran berbicara pada monolog prosedur pada kelas IX2 SMP1 Gunung guruh, secara umum guru telah sangat intensip memberikan bimbingan pada siswa dalam pembelajaran berbicara monolog prosedur dengan menggunakan real objrct.
Hasil yang diperoleh siswa dari pembelajaran berbicara monolog prosedur memperoleh nilai cukup,karena waktunya yang tidak mencukup juga siswa yang terlalu banyak, jika mau di laksanakan siklus kedua,hal-hal yang harus di perbaiki:
1. Siswa di bagi dua
2. Menggunakan pengeras suara
3. Ada guru pembantu

Refleksi bu Rika

tugas mgmp

ringkasan materi penelitian tindakan kelas (ptk)casestudy dan lessonplan

tugas

membudayakan tradisi menulis sejak dini, bahwa menulis itu merupakan hal yang mudah tapi sulit dilakukan. orang lebih menghabiskan waktunya untuk mendengarkan dan berbicara.