Rabu, 03 Maret 2010

Analisis Kritik Impresionistik

Nama : Murni Asfiani
Artikel : Kenali perkembangan Anak-anak
Oleh : Drs. Abdul Haris

Kenali perkembangan Anak-anak

Apabila seseorang hendak mengenal Tuhannya maka dia harus mengenal dirinya", demikian kata Umar bin Khattab. Ungkapan ini selaras dengan nasihat seorang filsuf Yunani kuno, Thales, "Temukan karakter belajar dirimu sendiri". Dua pernyataan tersebut mengukuhkan bahwa setiap orang memiliki kepribadian dan gaya belajar berbeda-beda. Adanya perbedaan gaya belajar setiap orang ternyata dipengaruhi oleh faktor alamiah (pembawaan) dan faktor lingkungan. Jadi ada hal-hal tertentu yang tidak dapat diubah dalam diri seseorang bahkan dengan latihan sekalipun.
Tetapi ada juga hal-hal yang dapat dilatihkan dan disesuaikan dengan lingkungan yang terkadang justru tidak dapat diubah. Mengenali gaya belajar sendiri atau siswa belum tentu membuat diri kita atau para siswa menjadi lebih pandai. Akan tetapi, dengan
mengenali gaya belajar, kita akan dapat menentukan cara belajar yang lebih efektif.
Penyelidikan ahli pendidikan antara lain Kelleher, McRae dan Young (1990),
Cattel, Gregorc, dan David Kolb dengan Kolb's Learning Style Invetory (KLSI) telah digunakan di dalam kajian Lim (1999) telah memperkuat hubungan antara personalitas dengan gaya belajar di kalangan pelajar sekolah menengah. Dua anak yang tumbuh dalam kondisi dan lingkungan yang sama dan meskipun mendapat perlakuan yang sama, belum tentu akan memiliki pemahanan, pemikiran dan pandangan yang sama terhadap dunia sekitarnya. Masing-masing memiliki cara pandang sendiri terhadap setiap peristiwa yang dilihat dan dialaminya. Cara pandang inilah yang kita kenal sebagai "Gaya Belajar". Belajar sendiri membutuhkan konsentrasi. Situasi dan kondisi untuk berkonsentrasi sangat berhubungan dengan gaya belajar Anda. Jika
mengenali gaya belajar para siswa, maka kita dapat mengelola pada kondisi apa, dimana, kapan dan bagaimana kita dapat memaksimalkan belajarnya.
*****************


Opini :
Anak merupakan investasi kita dimasa depan, banyak orang berpendapat bahwa anak yang hebat pasti ada peran besar dari orang tua yang hebat, terutama ibu. Dalam Cara belajar di pendidikan formal, banyak para siswa yang tidak selalu mendapatkan pengalaman yang menyenangkan dalam hidupnya. Maka peran orang tua lah yang sangat penting selain guru disekolah. Banyak di antara para siswa mengalami keterpaksaan, kejenuhan, dan kefrustasiandalam menjalaninya. Pengalaman belajar demikian jelas bukan hal yangmenyenangkan.Seseorang tidak akan mudah berkonsentrasi belajar jika ia merasa terpaksa. Pengalaman ini tentu memberikan citra yang buruk bagi pengembangan belajarnya di masa mendatang. Oleh karena itu, para guru dan orang tua seyogianya harus berikhtiar, bagaimana agar belajar menjadi hal yang menyenangkan, atau meski tetap terpaksa, tetapi dapat menjadi lebih mudah dan efektif.
SmarterKids membuat tujuh kategori gaya belajar yang bisa diadaptasi dalam upaya membantu anak-anak belajar lebih efektif.
1. pendekatan belajar dengan sentuhan fisik. Pendekatan ini diperuntukkan bagi anak-anak umumnya senang selalu bergerak.
2. pendekatan intrapersonal yang tepat dilakukan pada anak yang umumnya lebih suka menyendiri dan mandiri, meski bukan berarti antisosial.
3. pendekatan interpesonal seperti berinteraksi, berkelompok, berdiskusi, bekerja dalam tim yang diperuntukkan bagi anak-anak atau orang yang umumnya sangat suka melakukan segala sesuatunya secara bersama.
4. pendekatan bahasa sangat cocok diterapkan pada orang-orang atau anak-anak yang memiliki kecenderungan ini sangat menyukai membaca buku, kata-katanya terpilih, dan sangat impresif dalam tulisannya.
5. pendekatan matematis, tepat diberikan kepada mereka yang memiliki kencederungan belajar secara matematis umumnya suka dengan permainan yang memerlukan perhitungan untuk memecahkannya, selalu menggunakan logika berpikir untuk menimbang segala sesuatunya, sangat senang bila belajar dengan menggunakan gambar atau pola, bermain dengan angka-angka, atau bentuk-bentuk garis tertentu, dan senang bereksperimen.
6. belajar dengan musik, tepat diberikan kepada anak-anak yang responsif, sensitif, suka musik, serta menyukai belajar dengan suasana riang.
7. pendekatan belajar visual. Anak-anak atau orang yang memiliki kesukaan terhadap tampilan visual, umumnya akan mudah memahami suatu innformasi bila itu ditampilkan secara visual dalam bentuk gambar atau tayangan.

Dari ketujuh pendekatan atau gaya tersebut, tentu tidak semuanya harus diperkenalkan pada anak-anak atau siswa. Artinya, setiap anak belum tentu menyukai semua pendekatan belajar di atas, meskipun mungkin mereka bisa menggunakan lebih dari satu pendekatan di atas. Tidak ada orang yang 100% berada dalam salah satu tipe belajar. Biasanya orang memiliki lebih dari satu tipe belajar, hanya memang satu tipelah yang paling dominan. Yang pasti, orangtua dan guru harus pandai-pandai mencermati apa yang senang dilakukan anak mereka agar tak salah dalam memperkenalkan gaya belajar yang tepat bagi anak-anak mereka. Kita sebagai orang tua serta guru yang mementingkan kecerdasan dan anak adalah investasi terbesar kita, maka kita harus tetap semangat.
***************