Minggu, 16 Mei 2010

resume PTK

Nama : Ati Susilawati
SMP Daarul Falaah

Penelitian Tindakan Kelas (PTK)/Classroom Action Research (CAR)
A. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
• Penelitian yaitu kegiatan mencermati suatu objek yang bermanfaat melalui metode ilmiah.
• Tindakan yaitu suatu kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu melalui rangkaian siklus.
• Kelas yaitu sekelompok peserta didik dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru kelas bukan wujud “ruangan tempet guru mengajar.”
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian reflektif yang dilaksanakan secara siklis (berdaur) oleh guru atau dosen.
B. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
1. Berawal dari kerisauan kinerja guru.
2. Tujuan memperbaiki pembelajaran.
3. Self Reflective Inquiri (refleksi diri, agak longgar, tetapi sesuai kaidah penelitian)
4. Ingin mengetahui akibat dari tindakan/sesuatu yang dilakukan.
5. Fokus penelitian pada Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).
6. Melakukan tindakan lanjutan sebagai akibat tindakan sebelumnya.
7. Otonomi menilai kinerja (mampu meneliti)
8. Situasional.
9. Kontekstual.
10. Kolaboratif dan partisipatif.
11. Self evaluation: evaluasi secara kontinu untuk perbaikan.
12. Fleksibel dan adaptif.
13. Memanfaatkan data pengamatan dari perilaku empiric.
14. Situasional spesifik (tidak digeneralisasi)
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah karya tulis ilmiah (metode ilmiah/metode keilmuan) dengan ciri-ciri:
• Argumentasi teoritik (shahih dan relevan)
• Fakta empirik
• Analisis kajian (permasalahan)
Penemuan, penelitian (research), peningkatan, pengembangan (development) dan memperbaiki evaluasi (evaluation).


C. Prinsip Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
1. Pelaksanaan penelitian tindakan tidak mengganggu Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).
2. Metodologinya harus reliabel, artinya terencana dengan cermat sehingga tindakan dapat dirumuskan dalam suatu hipotesis tindakan yang dapat diuji.
3. Permasalahannya harus menarik, nyata, tidak menyulitkan, dapat dipecahkan, berada dalam jangkauan peneliti untuk melakukan perubahan.
4. Pengumpulan data tidak menyita waktu terlalu banyak.
5. Memperhatihan etika penelitian dengan rambu-rambu yang berlaku umum.
6. Penelitiannya berkelanjutan (on going)
7. Dapat dilakukan sambil melaksanakan pembelajaran demi peningkatan pembelajaran.
8. Merupakan upaya memecahkan masalah, sekaligus mencari dukungan ilmiahnya.
9. Suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas.
10. Dapat dilakukan oleh guru di kelas atau di sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan penyempurnaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).
11. Dapat dilakukan oleh pihak pengelola sekolah sebagai sebuah organisasi pendidikan untuk meningkatkan kinerja, proses, dan produktivitas lembaga.
D. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.
E. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Manfaat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) agar tenaga kependidikan dapat memperbaiki mutu kinerja secara professional, yaitu dapat meningkatkan kompetensi dalam mengatasi masalah pembelajaran (memberdayakan guru dalam mengambil prakarsa yang semakin mandiri).
F. Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
a. Model Kurt Lewin
1) Perencanaan (Planning),
2) Tindakan (Acting),
3) Pengamatan (Observing), dan
4) Refleksi (Reflecting).
b. Model Kemmis dan Mc.Taggart
Tahapan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) (Kemmis dan Taggart)
1) Menyusun rancangan tindakan (Perencanaan),
2) Pelaksanaan tindakan,
3) Observasi/pengamatan,
4) Refleksi/pantulan
G. Objek/Sasaran/Bidang Kajian Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
a. Masalah belajar siswa di sekolah.
b. Desain dan strategis pembelajaran di kelas.
c. Masalah kurikulum.
d. Alat bantu, media, dan sumber belajar.
e. Sistem assesment dan evaluasi proses dan hasil pembelajaran.
f. Unsur lingkungan.
g. Unsur pengelolaan.
h. Pengembangan pribadi peserta didik dan tenaga kependidikan.
H. Proposal (Usulan) Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
a. Proposal penelitian = desain (design) penelitian = usulan penelitian: rencana tertulis.
b. Masih merupakan rancangan atau ancar-ancar kegiatan penelitian yang bersifat tentatif.
c. Berisi sistematika rencana penelitian yang akan dilakukan.
d. Gambaran, “cermin” kualitas penelitian.
e. Jalan pikiran tertulis dan langkah-langkah rencana penelitian.


















CASE STUDY
Dalam dunia pendidikan ada dua jenis Case Study.
Jenis 1: Case Study sebagai jenis penelitian
Ciri khas utama: penelitian terinci tentang masalah tertentu untuk membantu pemahaman tentang masalah tersebut melalui ‘deskripsi tebal’ masalah dan konteksnya yang diteliti (Keith Tabor, 2006).
Jenis 2: Case Study sebagai alat pengembangan profesi guru
Ciri khas utama: pengkajian oleh pengajar tentang pengalaman pengajaran yang dialami dengan tujuan mengidentifikasi masalah untuk diperbaiki (J.Shulman, ….)
Perbedaan dan Karakteristik Case Study jenis 1 dan jenis 2
Jenis Penulis Tujuan Fokus Case Study Proses Penelitian
Jenis 1: Case Study sebagai jenis penelitian peneliti Memperluas pemahaman tentang fenomena tertentu Masalah yang dikaji oleh peneliti Mengikuti desain dan metodologi penelitian yang ketat
Jenis 2: Case Study sebagai alat pengembangan profesi guru peserta Guru peserta yang pengajarannya dikaji Mengenali dan memperbaiki masalah yang ditemukan Masalah yang merisaukan pikiran dan perasaan pengajar Proses mencakup narasi si pengajar tentang pengalaman, komentar dari pengamat dan lembar kerja siswa, yang direnungkan dan ungkapkan dalam refleksi guru peserta

Sifat Narasi Pengalaman Mengajar
Narasi Case Study adalah episode yang diingat, ditulis sebagai sebuah cerita, sebuah naratif. Hal ini harus sangat khusus, sangat bersifat lokal. Harus menyertakan unsur manusia: minat guru, aksi dan kesalahan, frustasi, dan kesenangan atau kekecewaan yang dirasakan pada akhir sesi. William Louden, “Case Study in Teacher Educational” (1995)
Petunjuk Untuk Penulisan Case Study
1. Case Study harus mendeskripsikan kejadian yang riil. Case Study bukan dongeng yang memperagakan perilaku atau hasil yang ideal. Penulis perlu jujur.
2. Ditulis dengan gaya informal dan alami sehingga mudah menarik rasa empati dari para pendengar untuk si penulis.
3. Narasi kegiatan pembelajaran perlu dibuat/ditulis lengkap sehingga pengalaman bisa dibayangkan oleh pembaca.
4. Sangat faktual dan kontekstual: nama siswa ada, kata riil dari siswa kalau diingat.
5. Perlu ada problematika yang didalamnya dibentangkan hal yang dirasakan oleh guru pengajar dan yang membuka interpretasi yang bervariasi pada saat diskusi tentang masalah inti, sehingga semua peserta tertarik untuk mengikutinya.
6. Perlu mencari tahu tentang masalah yang ada didalamnya dan mempertanyakan tentang solusi.
Lesson Study
1. Latar belakang lesson study ada dua macam yaitu:
• Pelatihan seringkali tidak berbasis pada masalah nyata yang timbul di dalam kelas.materi pelatihan yang sama disampaikan kepada semua guru tanpa mengenal daerah asal, kadang-kadang pelatihan menggunakan literatur asing yang tidak dimengerti dan tanpa melakukan uji coba terlebih dahulu mengenai kondisi Indonesia.
• Hasil pelatihan hanya menjadi pengetahuan saja, tidak diterapkan pada pembelajaran di kelas atau kalaupun diterapkan hanya sekali saja, dua kali selanjutnya kembali seperti semula yang disebabkan karena tidak ada kegiatan monitoring pasca pelatihan.
2. Pengertian Lesson study
Lesson study adalah suatu model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun learning community. Lesson study bukan suatu metode atau strategi pembelajaran tetapi kegiatan lesson study dapat menerapkan berbagai metode/strategi pembelajaran yang sesuai dengan situasi, kondisi, dan permasalahan yang dihadapi guru.
3. Tahapan-tahapan dalam pelaksanaan lesson study ada tiga yaitu:
• Merencanakan (Plan)
• Melaksanakan (Do)
• Merefleksi (See)
4. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan, pelaksanaan dan refleksi lesson study
• Tahap perencanaan (Plan) bertujuan untuk merancang pembelajaran yang dapat membelajarkan siswa dan berpusat pada siswa dengan maksud agar siswa berpartisipasi aktif dalam Kegiatan pembelajaran. Perencanaan dikerjakan bersama oleh beberapa guru atau guru dapat berkolaborasi dengan dosen suatu LPTK dan widyaiswara LPMP. Perencanaan diawali dari analisis permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran. Selanjutnya guru bersama-sama mencari solusi terhadap permasalahan yang dihadapi yang dituangkan dalam rancangan pembelajaran (lesson plan) dan media pembelajaran serta metode evaluasi. Kegiatan tersebut memerlukan beberapa kali mpertemuan agar lebih mantap dan terbentuk mutual learning (saling belajar).
• Tahap pelaksanaan (Do) pembelajaran untuk menerapkan rancangan pembelajaran yang telah dirumuskan dalam rancangan pembelajaran yang bertujuan untuk menguji coba efektifitas pembelajaran yang telah dirancang selama pembelajaran berlangsung hanya difokuskan untuk mengamati efektifitas siswa yakni pada interaksi antara siswa dengan siswa, siswa dengan bahan ajar, dan siswa dengan lingkungan. Lembar observasi pembelajaran perlu dimiliki oleh para pengamat sebelum pembelajaran dimulai. Selama pengamatan berlangsung, observer boleh melakukan perekaman kegiatan pembelajaran melalui video kamera atau foto digital untuk kepentingan dokumentasi dan bahan study lebih lanjut.
• Pada tahapan refleksi, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
 Fasilitator memperkenalkan peserta refleksi
 Fasilitator menyampaikan agenda Kegiatan refleksi dan mengajukan aturan-aturan diantaranya: selama diskusi hanya satu orang yang berbicara, peserta diskusi memiliki kesempatan yang sama untuk berbicara, pada saat mengajukan pendapat harus disertai bukti-bukti pengamatan.
 Focus observasi yang diungkap adalah: kapan siswa mulai belajar, mulai bosan belajar, apa yang didapatkan siswa dari pembelajaran.
5. Sejarah lesson study
Lesson study berkembang di Jepang sejak tahun 1900-an. Lesson study merupakan terjemahan langsung dari Bahasa Jepang Jugyeknkyu, yang berasal dari kata jugyo yang berarti lesson atau pembelajaran, dan kenkyu yang berarti study atau penelitian atau pengkajian terhadap pembelajaran. Lesson study yang sangat popular di Jepang adalah Lesson study yang diselenggarakan oleh suatu sekolah yang dikenal dengan konaikenshu yang berkembang sejak tahun 1960-an. Konaikenshu juga terbentuk dari dua kata yaitu konai yang berarti di sekolah, dan kenshu yang berarti pelatihan. Jadi, istilah konaikenshu berarti school-based in- servicetraining atau inservice education within the school atau in house workshop. Pada tahun 1970-an pemerintah merasakan manfaatnya dari konaikenshu dan sejak itu pemerintah Jepang mendorong sekolah-sekolah untuk melaksanakannya dalam meningkatkan keseriusan, intensitas, dan tanggung jawab guru selaku profesional. Hal itu kemudian meningkatkan mutu sekolah.
6. Lesson study dilakukan oleh semua guru dari berbagai bidang studi di sekolah bersama kepala sekolah dan guru. dalam pelaksanaannya, lesson study dimungkinkan untuk melibatkan pihak luar misalnya dosen dan widyaiswara. Lesson study juga bisa dilaksanakan dengan berbasis MGMP (bidang studi). Dengan demikian Lesson study tipe ini anggota komunitasnya bisa mencakup satu wilayah (misalnya satu wilayah MGMP), satu kabupaten, atau lebih luas lagi.
7. Tindak lanjut dari kegiatan lesson study yaitu munculnya ide-ide pengembangan pendidikan yang inovatif, dengan demikian jika lesson study yang dilakukan benar-benar dipersiapkan dengan baik sehingga setiap guru merasa memperoleh pengetahuan yang sangat berharga. Maka disadari ataupun tidak, tindak lanjut dari kegiatan tersebut akan terjadi dengan sendirinya baik itu berlangsung pada tataran individu, kelompok,atau system tertentu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar