Senin, 29 November 2010

Kajian kritis

KATA PENGANTAR


Alhamdulillah Wa Syukurillah penulis panjatkan Kepada Allah SWT karena diatas satu rancang bangun kepastian, ilmu-Nya lah penulis mampu menyelesaikan kajian kritis ini.
Adapun Tujuan penulis menyusun kajian kritis ini hanya untuk memenuhi salah satu tugas MGMP Bahasa Inggris Bermutu Gugus Cisaat.
Kajian kritis ini penulis susun hanya berbekalkan pengalaman yang serba terbatas. Penulis menyadari Kajian Kritis ini banyak kekurangannya. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran-saran yang sifatnya membangun.
Tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang ikut membantu terwujudnya Kajian Kritis ini, antara lain :
1. Kedua Almarhum orang tua saya yang telah mendidik saya dari kecil.
2. Suami dan anak saya yang telah memberi izin, juga kadang membantu membacakan buku referensi.
3. Ibu Anggraeni M,Pd pemandu MGMP Bahasa Inggris Bermutu Gugus Cisaat.
4. Bapak Dodi Irawan SPd selaku kepala SMP PGRI Cisaat dimana tempat penulis mengabdikan diri.

Harapan penulis mudah-mudahan kajian kritis ini ada manfaatnya bagi dunia pendidikan dan kita semua.


Sukabumi, Januari 2010
Penulis


Teti Maryati



KAJIAN KRITIS



DARI “NEXT GENERATION GURU MODUL OTAK DAN PENDIDIKAN”

Karya Dr. Tauhid Nur Azhar ,M,Kes
Oleh : Teti Maryati








Diajukan untuk memenuhi tugas mandiri dari
MGMP BAHASA INGGRIS BERMUTU GUGUS CISAAT













Pendidikan yang tepat adalah
Pendidikan yang membuahkan hasil
Yaitu manusia yang berkualitas dan bertakwa

ABSTRAK: Pendidikan adalah satu proses dimana seseorang menerima
Informasi ilmu terhadap otaknya sebagai sarana penampung ilmu
Sebagai bekal alternatifnya atas satu pilihan hidupnya

Kata kunci : Pendidikan , Otak, Ilmu, Proses pendidikan


PENDAHULUAN
Setelah penulis membaca ringkasan dari’’ Next generation Guru Modul Otak dan Pendidikan” karya Dr Tauhid Nur Azhar ,M. Kes, yang penulis peroleh dari Workshop Model Pembelajaran Terintegrasi bagi SMA dan SMK se Kabupaten Sukabumi tanggal 7 sampai 9 Desember 2009 di Hotel Sukabumi Indah. Penulis tertarik untuk mengkaji lebih mendalam lagi oleh karena itulah penulis ketika mendapat tugas kajian kritis dari MGMP Bahasa Inggris bermutu memilih untuk melakukan kajian kritis terhadap ringkasan itu.
Namun sebelum penulis membahas isi dari rangkuman ini maka alangkah lebih baik kalau kita ketahui apa itu kajian kritis dan apa pula pendidikan?
Kajian kritis berasal dari kata kajian yang berarti menyelidiki atau mengkaji atau juga mempelajari.sedangkan kata kritis berasal dari kata kritik atau criticism yang mempunyai makna “mencari kesalahan”atau”menyensur”tapi kata ini juga dipergunakan untuk menamai kegiatan “menganalisa”serta membuat penilaian –penilaian atau “pertimbangan-pertimbangan”atau dengan kata lain criticism berarti “the act of analyzing and of making pigment” (Tarigan Guntur Hendri, MEMBACA sebagai satu keterampilan berbahasa :131).
Pendidikan adalah sesuatu yang sangat penting dalam hidup manusia, karena bisa menentukan peradaban yang ada di muka bumi ini. Pendidikan yang di peroleh seseorang berhasil atau tidaknya tergantung pada bagaimana penerimaan otak manusia sebagai penerima ilmunya. Dan ilmu yang tepat adalah ilmu yang mampu memperoleh manusia menjadi sosok yang berkwalitas dan bertaqwa. Segala sesuatu yang diharapkan dalam pendidikan bergantung pada bagaimana proses pendidikan itu dilaksanakan.

Firman Allah dalam surat An-nahl ayat 78 yaitu :
Allah telah mengeluarkan kalian dari perut-perut ibu kalian tanpa memiliki ilmu apapun dan Allah telah menjadikannya pendengaran, penglihatan dan saran penerima ilmu namun hanya sedikit saja yang bersyukur.
Dari cuplikan ayat diatas jelas bahwa manusia lahir tanpa memiliki ilmu oleh karena itu pentingnya pendidikan bagi manusia karna manusia perlu informasi untuk menentukan pilihan mana yang mau di alternatifnya dalam hidupnya. Dari ayat di atas juga sudah di jelaskan bahwa Allah sudah memberikan saran penangkap ilmu yaitu “sam’un” pendengaran, “basiharun” penglihatan, dan “pu’adzun” sarana penangkap ilmu yaitu fungsi dari otak sebagai tempat bersarangnya ilmu sebagai informasi yang di terimanya. Fungsi kerja otak sebagai penerima ilmu akan lebih baik tergantung bagaimana proses pendidikan itu dilaluinya. Pada ayat itu dijelaskan sedikit saja ya yang bersyukur artinya hanya sedikit orang-orang memanfaatkan sarana yang di berikan Allah pada dirinya disini hanya segelintiran orang saja yang benar-benar memanfaatkan pendengaran, penglihatan dan juga otaknya.

Pada hadits diatas jelas bahwa kita sebagai makhluk yang diciptakan Allah haruslah mencari ilmu dimana sarana untuk menerima ilmunya itu sudah tersedia yaitu otak yang berfungsi sebagai makom ilmu.

PEMBAHASAN

Dr. Tauhid Nur Azhar, M.Kes.
dalam modulnya “Next Generation Guru Modul Otak dan Pendidikan” bahwa :
Perkembangan otak manusia
Semua perkembangan perilaku terkait dengan otak. Perkembangan otak tergantung dengan faktor pengalaman dan genetika. Faktor genetika bersifat sangat dinamis dalam mempengaruhi perkembangan otak anak.

Menyimak dari apa yang telah dikemukakan oleh Dr. Tauhid seperti yang penulis kutip diatas maka jelas bahwa faktor yang sangat mempengaruhi terhadap perkembangan otak adalah faktor pengalaman dan genetika.

Oleh karena itu penulis berpendapat jika kita bertugas sebagai guru maka berikanlah kepada anak didik kita satu ilmu yang menjadi sumber dari pengalamannya yang mampu memberikan perubahan ke arah perbaikan bukan malah menjadi pengrusakan, sebab jika kita salah memberikan/menyajikan materi bukannya membikin anak menjadi berubah kearah yang diharapkan.
Pendapat Dr. Tauhid yang penulis kutip itu adalah sangat tepat karena kalau kita merujuk kepada hadis Nabi bahwa Kullu mauludin yuladuna a’alal pitrah fa abawahu, yuwahidanihi yunasyiranihi yumassanihi au yusalimanihii yang artinya : setiap yang lahir adalah sesuai dengan hakikat pencipta-Nya (Fitrah) hal ini tergantung kepada bagaimana orang tuanya apakah dia mau di yahudikan, dimajusikan, dinasranikan atau mau di Islamkan. Bila melihat hadits ini maka kita yang berkedudukan sebagai guru/sebagai tenaga pengajar hendaknya berpikir bahwa tugas kita akan mewarnai terhadap anak didik kita. Dan jikalaulah kita sebagai guru berarti janganlah salah dalam mengajarkan materi ajar terhadap anak didik kita terlebih lagi kita sebagai umat Islam maka hendaknya apapun yang kita ajarkan harus mampu membikin anak menjadi orang yang berkwalitas dan bertaqwa, untuk mencapai kearah itu maka mata pelajaran apapun yang kita ajarkan maka haruslah dirujuk kepada Al-Qur’an sebagai buku teksnya. Misalnya kita mengajar dikelas mata pelajaran bahasa Inggris maka hendaklah kita jelaskan perbandingannya dengan bahasa Qur’an sehingga nanti anak selain pandai berbahasa Inggris dia juga mengerti bahasa Qur’an, sehingga anak ini akan lebih meningkatkan keimanannya.
D. Tauhid juga mengatakan dalam bukunya :
Orang kreatif adalah orang yang mengembangkan dirinya menjadi pribadi yang menakjubkan dengan ciri-ciri sebagai berikut : prestatif, solutif, inovatif, kontributif.
Tauhid juga bicara bahwa berakal kreatif adalah fitrah manusia dalam konteks sunatullah, akal adalah alat pengubah dari hal yang semula berstatus potensial menjadi kreasi yang bagian dari solusi. Kecerdasan dalam memaknai tanda gejala mendorong manusia untuk mengembangkan inovasi dan mengeksploitasi manfaat dari ciptaan Allah dari penjuru alam semesta. Oleh karena itu kata tauhid “Kita perlu memperbaiki sistem pendidikan diri dari yang biasa mencekoki dan mendikte otak dengan fakta yang dianggap benar atau diharuskan benar menjadi upaya mengembangkankan kemampuan otak untuk melihat kebenaran yang hakiki /sesungguhnya”.
Kalau kita telaah apa yang dikatakan Dr. Tauhid memanglah tepat karena upaya mencekoki dengan hal yang dianggap benar atau dharuskan benar sama dengan pemaksaan dalam pendidikan. Hal ini bertentangan dengan firman Allah dalam Al-Qur’an “LAAIQRAHA FIDDIN QAD TABAYANA RUSDU MINAL GOY” yang artinya tidak ada paksaan dalam satu penataan Dinul Islam jelaskan apa apa yang benar dan jelaskan apa –apa yang salah.
Dr Tauhid juga mengatakan “Ditengah-tengah kepala terdapat sebuah kompleks yang memproduksi kebahagiaan, kegembiraan, kesedihan, harapan, ketakutan, kecemasan, juga kasih sayang, cinta kasih, kekecewan, serta kebencian. Komplek tersebut dinamakan system limbic, sebuah sistem otak yang mengintegrasikan kepekaan, rasa pengolahan memori, pengendalian emosi, dan meregulasi pola-pola belajar seorang manusia”
Apa yang dikemukakan Dr Tauhid diatas saya kira baik karena sejalan dengan apa yang dikatakan oleh {Loons dan Konbergh}.
“….jika kelas merupakan lingkungan yang hidup, kreatif dan penuh tawa, maka murid dari segala usia memiliki saluran keluar alamiah dimana keingintahuan mereka berkembang (Loomans dan Kolbergh,1993,h.153).
Tauhid juga berkata “dalam mengelola kehidupan, system limbic haruslah dibekali dengan ilmu yang mencukupi. Sebab konsep ikhlas dalam perspektif Islam adalah sesuatu yang dibangun dengan dasar ilmu dan yakin”.
Dia juga mengatakan “indikasi performansi dari orang beriman adalah sukses dalam mengelola potensi hawa nafsu, motivasi, fokus, kemampuan leadershipnya dapat diandalkan, berakidah yang kuat, siap menjadi kholifah, menghadirkan kondisi rahmatan lilalamiin, mentaati syariat agama, senang memperbaiki diri dan terbuka terhadap kritik yang membangun, serta menerapkan konsep long life education “.
Apa yang dikemukakan Dr Tauhid penulis piker itu tepat sekali karena berdasarkan pengalaman yang penulis alamipun dapat merasakannya. Dan penulis yakin semua orang bisa merasakan dan melihatnya juga membedakannya dengan melihat perbedaan dari anak didik yang kita temui pada saat kita melakukan kegiatan belajar mengajar di kelas. Untuk penerapan long life education dalam diri seseorang ini yang menjadi PR bagi kita semua sebagai tenaga pengajar atau guru bagaimana agar semua orang termasuk diri kita supaya menjadi orang yang terus mempunyai semangat dalam mencari ilmu, jalan apakah yang harus kita lalui agar mampu memberi motivasi kepada semua anak didik kita, juga diri kita sendiri agar menjadi tetap semangat dalam mencari ilmu hal ini harus kita lakukan karena mencari ilmu itu wajib bagi setiap umat manusia yang hidup di dunia ini, dari mulai ia lahir sampai masuk liang lahat. Hal tersebut sesuai dengan hadits nabi yang berbunyi : UTLUBUL ILMU PARIDHATUN MINAL MAHDI ILAL LAHDI.
Dr. Tauhid juga mengungkapkan dalam modul nya: “Rancangan, permodelan, pengkondisian, dan lingkungan belajar yang di rasakan oleh peserta didik akan mengubah baik secara fungsional maupun struktural area-area kognitik, afektif, dan psikomotor yang ada di otak”.”pengelolaan proses belajar yang tidak optimal atau pun tidak akurat ( memenuhi syarat) akan memunculkan pola-pola sirkuit oleh seni permanen yang akan turut menentukan kualitas peserta didik dalam mengembangkan kemampuan intelektualnya”.
Menyimak apa yang di kemukakan oleh Dr. Tauhid di atas maka tugas kita sebagai guru tidak lah mudah karena kita sebagai fasilitator dalam dunia pendidikan , apa yang kita lakukan sangat lah menentukan terhadap jiwa dari anak didik kita. Oleh karena itu, maka kita selaku peserta didik juga pendidik jangan lah merasa bosan dengan apa yang telah kita ketahui dan jangan lah sudah merasa cukup dengan apa yang telah kita miliki dalam dunia pendidikan. Karena masa depan anak-anak kita ada di bawah bimbingan kita semua sebagai tenaga pengajar.
Sebagai tenaga pengajar tidaklah hanya tugas guru saja, melainkan tugas semua orang? Umat manusia di muka bumi ini. Terlebih lagi bagi seorang ibu karena seorang ibu merupakan madrasah pertama bagi putra putrinya. Mengapa penulis berpendapat demikian? Karena mengingat salah satu hadits Nabi yang berbunyi “BALIGGU ANNI WALAU AYATAN” yang artinya “sampaikan dariku walaupun satu ayat” mengingat hadits itu berarti merupakan surat tugas kepada setiap umat manusia untuk menjadi tenaga pengajar baik untuk diri sendiri, anak, juga anak didik dan teman juga kerabat.

KESIMPULAN

Berdasarkan kajian diatas jelaslah bahwa “Next Generation Guru Modul Otak dan Pendidikan karya Dr. Tauhid, M.Kes adalah modul yang layak untuk di baca bagi masyarakat baik untuk kalangan muda, tua, terutama guru dan juga ibu rumah tangga. Karena dalam modul tersebut menjelaskan tentang komposisi otak manusia, perkembangan otak manusia, aspek nustrisi pada perkembangan otak manusia.
Penulis yakin bahwa modul ini perlu untuk jadi bahan bacaan bagi kita semua agar kita menjadi tahu bagaimana kerja dari otak dan makanan rohani apa yang harus kita berikan pada otak kita agar otak kita ini berfungsi sebagaimana yang di harapkan oleh penciptakan ( Allah).

KESAN PENULIS

Setelah membaca modul Next Generation Guru Modul Otak dan Pendidikan karya Dr. Tauhid penulis menjadi lebih mengetahui tentang kerja otak yang sebelumnya tidak begitu tahu sehingga untuk kedepannya mungkin akan jadi pertimbangan penulis bagaimana menutrisi otak yang kita miliki agar terus berfungsi sebagai mana mestinya.


PESAN PENULIS
Akhirnya penulis berpesan kepada semua pembaca agar terus mempunyai semangat belajar dengan cara meningkatkan semangat membaca sebagai jendela kearah tahu segala.
Tak lupa penulis berpesan kepada Dr. Tauhid, M. Kes ! mengapa bapak tidak memberikan argumentasi dengan ayat-ayat Al_Qur’an pada setiap teori-teori yang bapak berikan penulis menilai karya bapak ini sangat lah bagus dan tepat bila di kaji oleh para pendidik, namun akan lebih bagus lagi bila setiap teori yang bapak kemukakan di padukan dengan ayat-ayat dari Al Qur’an. Hal ini akan lebih nampak bahwa kita selaku umat manusia harus berpedoman terhadap firman Allah yang ada dalam Al Qur’an. Karena kita semua tahu bahwa semua ilmu yang ada di dunia ini adalah hasil dari klasifikasi dan spesialisasi dari ilmu Allah yakni Al Qur’an menurut sunnah Rasul Muhammad. Artinya semua ilmu yang ada di dunia ini asal nya dari Allah jadi kita semua tidak memiliki ilmu apapun tanpa adanya ilham dari Allah.






PENUTUP
Puji syukur kehadirat Allah SWT penulis panjatkan karena atas bimbingan dan inayah-Nyalah penulis mampuh menyelesaikan kajian kritis ini.
Mudah-mudaan kajian kritis ini ada manfaatnya khususnya bagi penulis umumnya bagi pembaca.
Tak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada Dr Tauhid yang telah menyusun Next Generation Guru Modul Otak dan pendidikan karena dengam modul ini penulis bisa menyelesaikan kajiak kritik ini. Tak lupa penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya karena telah berani mengomentari karya bapak yang sudah begitu hebat .
Akhir kalam penulis ucapkan alhamdulillah hirabil’alamin mudah-mudahan Allah memberkati kita semua amiin .
SUKABUMI, 2009
PENULIS

TETI MARYATI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar